DARURAT GIZI! Bencana Sumbar Bikin Sekolah Lumpuh, 108.000 Paket MBG Dialihkan ke Korban Banjir dan Longsor!
Kepala KPPG Pekanbaru, DR Syartiwidya, yang wilayah kerjanya juga mencakup Sumatera Barat--
RIAU, DISWAY.ID – Bencana banjir dan tanah longsor yang melanda sejumlah wilayah di Sumatera Barat (Sumbar) telah menciptakan kelumpuhan masif, termasuk menghentikan total kegiatan belajar mengajar. Sekolah-sekolah terdampak terpaksa diliburkan. Namun, di tengah situasi darurat ini, sebuah inisiatif kemanusiaan yang cepat dan fleksibel langsung diaktifkan.
Sebanyak 41 Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) yang secara rutin menyediakan Makanan Bergizi Gratis (MBG) bagi siswa, segera mengalihkan fungsi distribusinya. Fokus utama program yang semula untuk gizi siswa sekolah, kini 100% dialihkan untuk menyalurkan paket makanan langsung kepada masyarakat yang menjadi korban bencana.
Aksi cepat tanggap ini mencatatkan distribusi signifikan. Lebih dari 108.000 paket makanan berhasil disalurkan kepada warga di delapan kabupaten dan kota yang mengalami dampak paling parah. Penyaluran MBG ini berfungsi sebagai jaring pengaman sosial yang sangat vital, memberikan kepastian asupan gizi di tengah krisis yang memutus akses logistik normal.
Kepala KPPG Pekanbaru, DR Syartiwidya, yang wilayah kerjanya juga mencakup Sumatera Barat, membenarkan pengalihan fungsi strategis ini. Keputusan ini diambil menyusul diliburkannya sekolah di berbagai daerah. Kabupaten/kota yang sekolahnya terpaksa diliburkan meliputi Pasaman Barat, Pesisir Selatan, Tanah Datar, Solok, Bukittinggi, Pariaman, Kota Solok, dan Padang.
“Kami dari KPPG Pekanbaru turut berduka cita sedalam-dalamnya atas musibah banjir dan longsor yang melanda saudara-saudara kita di Aceh, Sumatera Utara, dan terkhusus Sumatera Barat," ujar Widya, Minggu (30/11/2025). Widya menambahkan, meskipun beberapa unit SPPG terpaksa berhenti operasional sementara akibat musibah, program tetap berjalan dengan mengalihkan penyaluran MBG kepada masyarakat yang terdampak.
PENCAPAIAN DISTRIBUSI: Lebih dari 108.000 Paket Tersebar Merata!
Inisiatif pengalihan fungsi ini menunjukkan respons yang sangat fleksibel dan cepat dari program gizi dalam menghadapi situasi darurat bencana. Distribusi paket makanan dilakukan secara merata di delapan wilayah yang terdampak parah, menunjukkan efektivitas koordinasi lapangan.
Pesisir Selatan dan Kota Padang, dengan total 18 SPPG gabungan, menjadi penyalur terbesar pada tahap ini, mendistribusikan 22.000 paket. Ini diikuti oleh kontribusi besar dari wilayah-wilayah yang memiliki unit SPPG aktif lainnya:
- Kabupaten Solok (5 SPPG) dan Kota Bukittinggi (6 SPPG): Total menyalurkan 15.649 paket makanan.
- Kabupaten Tanah Datar (4 SPPG): Menyumbang 14.000 paket.
- Kota Solok (3 SPPG): Mendistribusikan 9.000 paket.
- Kota Pariaman (2 SPPG): Menyumbang 5.596 paket.
- Kabupaten Pasaman Barat (8 SPPG): Menyumbang 4.135 paket.
Secara keseluruhan, upaya kolektif dari 41 SPPG ini telah menghasilkan total distribusi yang signifikan, mencapai 108.029 paket. Jumlah ini sangat krusial dalam menopang kebutuhan gizi ribuan korban yang kehilangan rumah dan mata pencaharian akibat bencana.
APRESIASI TINGGI UNTUK TIM LAPANGAN: Semangat Kebersamaan Jadi Kunci!
Meskipun ada hambatan operasional yang mengganggu beberapa SPPG di lapangan, DR Syartiwidya menekankan bahwa semangat kebersamaan dan ketangguhan menjadi kunci sukses dalam menghadapi tantangan berat ini. Proses alih fungsi ini membutuhkan koordinasi yang cepat, mulai dari penyesuaian produksi hingga strategi pengantaran di wilayah yang aksesnya sulit.
Widya menyampaikan apresiasi tinggi kepada seluruh pihak yang terlibat, terutama tim lapangan yang berjuang tanpa lelah. “Kami sampaikan penghargaan setinggi-tingginya kepada tim di lapangan, mulai dari proses produksi hingga pengantaran yang bekerja tanpa lelah demi memastikan bantuan ini sampai ke tangan yang membutuhkan," tutupnya.
Keputusan Hutama Karya (melalui badan pelaksana program ini) yang mengalihkan total alokasi MBG siswa menjadi bantuan darurat menunjukkan prioritas kemanusiaan tertinggi. Langkah ini memastikan bahwa sumber daya yang ada dimanfaatkan seefisien mungkin untuk merespons krisis, memberikan harapan dan dukungan nyata kepada ribuan keluarga di delapan kabupaten dan kota di Sumatera Barat yang sedang berjuang bangkit dari keterpurukan bencana. Fleksibilitas program gizi ini terbukti menjadi tulang punggung logistik pangan di masa darurat. - Andullah Sani -
Sumber: