Inflasi Riau Oktober 2025 Capai 4,95%, Perawatan Pribadi dan Makanan Jadi Pendorong Utama
Pedagang cabai merah menjajakan dagangannya di pasar - Mediacenter.riau ---
RIAU, DISWAY.ID - Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Riau mencatat inflasi year-on-year (y-on-y) pada Oktober 2025 sebesar 4,95 persen dengan Indeks Harga Konsumen (IHK) tercatat 111,10. Angka ini menunjukkan adanya tekanan harga yang cukup signifikan di beberapa sektor konsumsi masyarakat.
Kepala BPS Riau, Asep Riyadi, menjelaskan, inflasi tahunan tersebut terutama dipicu oleh kenaikan harga pada delapan kelompok pengeluaran. "Kenaikan harga terbesar terjadi pada kelompok perawatan pribadi dan jasa lainnya sebesar 13,92 persen, serta kelompok makanan, minuman, dan tembakau sebesar 9,51 persen," ungkapnya, Selasa (4/11/2025).
Daerah dengan Inflasi Tertinggi dan Terendah
Dalam rincian wilayah, inflasi tertinggi terjadi di Tembilahan, sebesar 6,14 persen dengan IHK 111,68, sementara inflasi terendah terjadi di Kabupaten Kampar sebesar 4,68 persen dengan IHK 111,56. Hal ini menunjukkan disparitas harga antarwilayah yang masih cukup signifikan.
Komoditas yang Menjadi Pendorong Inflasi
Asep Riyadi menambahkan, beberapa komoditas yang mendominasi inflasi y-on-y di Riau antara lain cabai merah, emas perhiasan, daging ayam ras, telur ayam ras, nasi dengan lauk, beras, dan sigaret kretek mesin. Kenaikan harga komoditas pangan masih menjadi faktor utama yang menekan laju inflasi, terutama cabai merah, daging ayam ras, dan beras.
Sementara itu, ada pula kelompok pengeluaran yang mengalami deflasi, seperti perlengkapan, peralatan, dan pemeliharaan rutin rumah tangga sebesar 0,78 persen; rekreasi, olahraga, dan budaya sebesar 0,55 persen; serta informasi, komunikasi, dan jasa keuangan sebesar 0,17 persen. Komoditas penyumbang deflasi antara lain bawang putih, sabun cair, tarif parkir, ikan nila, jengkol, dan telepon seluler.
Pergerakan Harga Bulanan dan Year to Date
Menariknya, secara month-to-month (m-to-m) Riau mengalami deflasi tipis sebesar -0,06 persen. Sementara secara year-to-date (y-to-d), inflasi Riau tercatat sebesar 3,85 persen. "Inflasi yang masih berada di kisaran 4–5 persen menunjukkan tekanan harga yang relatif terkendali," kata Asep.
Meski demikian, Asep mengingatkan bahwa menjelang akhir tahun, permintaan masyarakat cenderung meningkat sehingga harga beberapa komoditas berpotensi naik. Hal ini menjadi perhatian bagi pemerintah daerah dan pelaku usaha untuk mengantisipasi fluktuasi harga agar tidak membebani daya beli masyarakat.
Implikasi Bagi Konsumen dan Pemerintah
Fluktuasi harga pangan dan jasa ini menekankan pentingnya strategi pengendalian inflasi yang efektif, terutama pada komoditas yang menjadi kebutuhan pokok masyarakat. Pemerintah daerah dan pedagang diharapkan meningkatkan koordinasi serta memastikan ketersediaan stok barang tetap stabil. Dengan demikian, tekanan inflasi bisa lebih terkendali dan tidak menimbulkan beban berlebih bagi masyarakat.
"Kita tetap perlu mewaspadai pergerakan harga di bulan-bulan akhir tahun, karena tren permintaan yang tinggi bisa mendorong kenaikan harga," tegas Asep Riyadi, menutup penjelasannya. (*)
Sumber: