Kunjungan Wisatawan Mancanegara ke Riau Naik 5,12% pada September 2025, Malaysia Jadi Penyumbang Terbesar
Ilustrasi kunjungan wisatawan mancanegara - ANTARA - -ANTARA-
RIAU, DISWAY.ID - Sektor pariwisata di Provinsi Riau mulai menunjukkan tanda pemulihan menjelang akhir 2025. Badan Pusat Statistik (BPS) Riau mencatat, jumlah kunjungan wisatawan mancanegara (wisman) pada September 2025 mencapai 27.185 kunjungan. Angka ini tumbuh 5,12 persen secara bulanan (month-to-month), meski secara tahunan (year-on-year) masih turun 25,76 persen dibanding periode yang sama tahun lalu.
Kepala BPS Provinsi Riau, Asep Riyadi, mengatakan peningkatan tersebut menjadi sinyal positif bagi sektor pariwisata di Bumi Lancang Kuning. “Selama September 2025, tercatat 27.185 kunjungan wisatawan mancanegara ke Riau, dengan sebagian besar atau 46,15 persen berasal dari Malaysia. Peningkatan ini didorong oleh membaiknya mobilitas lintas batas dan kegiatan wisata regional,” ujar Asep, Selasa (4/11/2025).
Wisman Asal Malaysia Masih Mendominasi
Berdasarkan data BPS, sebanyak 46,15 persen dari total kunjungan pada September 2025 berasal dari Malaysia, disusul oleh Tiongkok sebesar 7,87 persen dan Singapura 6,05 persen. Menariknya, kunjungan wisatawan dari Jepang dan Taiwan justru mencatat lonjakan tertinggi dibanding bulan sebelumnya, masing-masing tumbuh 84,85 persen dan 70,83 persen.
Secara kumulatif, total kunjungan wisman ke Riau sejak Januari hingga September 2025 mencapai 199.268 kunjungan. Dari jumlah itu, sebanyak 7.356 kunjungan masuk melalui empat pintu imigrasi utama di Riau, sementara 19.829 kunjungan terdeteksi lewat Mobile Positioning Data (MPD) di Kabupaten Bengkalis.
Dispar Riau Genjot Promosi di Malaysia dan Singapura
Pelaksana tugas (Plt) Kepala Dinas Pariwisata Riau, Roni Rakhmat, menyambut positif hasil rilis BPS tersebut. Menurutnya, kenaikan jumlah kunjungan ini merupakan hasil konkret dari promosi wisata yang semakin fokus ke pasar regional, khususnya Malaysia dan Singapura.
“Angka kenaikan 5,12 persen ini adalah sinyal positif. Kami terus menggenjot promosi, terutama di Malaysia dan Singapura yang memang menjadi pasar utama kita. Dengan paket wisata terintegrasi yang menonjolkan keunikan budaya dan alam Riau, kami optimistis tren pemulihan ini akan berlanjut hingga akhir tahun dan mencapai puncaknya pada 2026,” tegas Roni.
Roni juga menambahkan, pemerintah daerah bersama pelaku usaha pariwisata terus berupaya meningkatkan daya tarik destinasi unggulan. Strateginya meliputi digitalisasi promosi, peningkatan aksesibilitas transportasi, hingga penguatan event pariwisata berbasis budaya daerah.
Tingkat Hunian Hotel di Riau Ikut Naik
Dari sisi perhotelan, kinerja sektor akomodasi juga menunjukkan perbaikan. Tingkat Penghunian Kamar (TPK) hotel berbintang di Riau pada September 2025 mencapai 45,44 persen, naik 1,76 poin dibanding bulan sebelumnya. Hotel bintang 4 mencatat TPK tertinggi sebesar 53,84 persen, dengan Rata-rata Lama Menginap Tamu (RLMT) mencapai 1,38 malam.
Asep menjelaskan, peningkatan TPK dan RLMT ini menjadi bukti nyata bahwa wisatawan kini lebih lama menikmati waktu berlibur di Riau. “Kenaikan tingkat hunian hotel dan lama menginap wisatawan mencerminkan geliat ekonomi pariwisata yang mulai normal. Ini menandakan adanya pemulihan yang kuat di sektor ini,” jelasnya.
Tren Pemulihan Pariwisata Riau Masih Berlanjut
Meski masih ada penurunan secara tahunan, tren bulanan menunjukkan arah yang positif. Kenaikan jumlah kunjungan dari Malaysia, Jepang, dan Taiwan memperlihatkan bahwa pasar pariwisata internasional mulai kembali bergairah. Faktor lain seperti peningkatan konektivitas penerbangan dan kemudahan lintas batas juga menjadi katalis penting.
Ke depan, sinergi antara pemerintah daerah, industri perhotelan, dan pelaku wisata diharapkan dapat terus diperkuat. Upaya ini menjadi kunci agar Riau tak hanya menjadi destinasi singgah, tetapi juga tujuan utama wisatawan mancanegara yang mencari pengalaman budaya dan alam yang autentik. (*)
Sumber: