Ekspor Riau Tembus USD 15,8 Miliar, Sawit Jadi Primadona 2025
Ilustrasi kegiatan ekspor-impor - ANTARA - --
RIAU, DISWAY.ID – Kinerja ekspor Provinsi Riau mencatatkan hasil menggembirakan sepanjang Januari hingga September 2025. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) Riau, nilai ekspor daerah ini menembus USD 15,8 miliar atau naik 22,99% dibanding periode yang sama tahun lalu yang mencapai USD 12,85 miliar. Lonjakan ini didorong oleh meningkatnya ekspor nonmigas, terutama dari sektor kelapa sawit dan produk turunannya.
Lonjakan Besar dari ekspor nonmigas
Kepala BPS Riau, Asep Riyadi, menjelaskan bahwa peningkatan ekspor didominasi oleh sektor nonmigas yang naik 28,55%, dari USD 11,6 miliar menjadi USD 14,9 miliar. Sebaliknya, ekspor migas justru mengalami penurunan tajam sebesar 28,58%, dari USD 1,2 miliar menjadi USD 894,38 juta.
“Penurunan ekspor migas disebabkan oleh merosotnya kinerja industri pengolahan hasil minyak sebesar 30,22% menjadi USD 654,62 juta, serta turunnya ekspor minyak mentah 23,68% menjadi USD 239,76 juta,” jelas Asep dalam rilis resminya di Pekanbaru, Senin (3/11/2025).
Sawit Jadi Andalan Utama Ekspor Riau
Menurut Asep, komoditas yang mencatat kenaikan paling signifikan adalah lemak dan minyak hewan atau nabati, termasuk crude palm oil (CPO) atau minyak sawit mentah. Nilai ekspornya melonjak 47,17%, dari USD 5,58 miliar menjadi USD 8,4 miliar, dengan volume ekspor yang turut naik 24,17%.
“Komoditas sawit berkontribusi besar terhadap total ekspor Riau, dengan porsi mencapai 58,04% dari total ekspor nonmigas. Ini menjadi bukti bahwa industri sawit masih menjadi tulang punggung ekonomi ekspor daerah,” ujar Asep.
Produk Kimia dan Kertas Ikut Dorong Kinerja Ekspor
Tidak hanya sawit, sejumlah komoditas lain juga mencatatkan pertumbuhan positif. Produk kimia naik hingga USD 521,07 juta, bahan kimia organik USD 173,93 juta, kertas dan karton USD 63,61 juta, buah-buahan USD 34,57 juta, makanan olahan USD 18,92 juta, serta bahan nabati USD 16,05 juta.
Kenaikan berbagai produk ini menunjukkan diversifikasi ekspor Riau mulai berjalan. Sektor industri kimia dan hasil olahan juga mulai memberi kontribusi yang lebih besar, meskipun masih di bawah dominasi sawit.
Beberapa Komoditas Masih Lesu
Namun tidak semua sektor menunjukkan hasil positif. Beberapa komoditas mengalami penurunan nilai ekspor, seperti ampas dan sisa industri makanan yang turun menjadi USD 292,39 juta, bubur kayu (pulp) menurun USD 40,44 juta, serta serat stapel buatan yang merosot hingga USD 8,08 juta.
Meski demikian, Asep menilai secara keseluruhan kinerja ekspor Riau masih solid, mengingat sebagian besar komoditas unggulan tetap menunjukkan tren positif.
Tiongkok Jadi Tujuan Ekspor Terbesar
Berdasarkan negara tujuan, Tiongkok masih menjadi pasar utama bagi ekspor Riau dengan nilai mencapai USD 2,3 miliar. India berada di posisi kedua dengan USD 1,4 miliar, disusul Malaysia sebesar USD 1 miliar.
Selain itu, ekspor ke kawasan ASEAN menyumbang 18,58% dari total nilai ekspor, sementara Uni Eropa berkontribusi sebesar 12,18%. Angka ini menunjukkan bahwa pasar ekspor Riau cukup terdiversifikasi dan tidak hanya bergantung pada satu negara tujuan.
Optimisme Ekspor Riau di Akhir 2025
Pertumbuhan ekspor yang kuat di awal hingga pertengahan tahun ini memberi optimisme baru bagi perekonomian Riau. Dengan meningkatnya permintaan global terhadap komoditas sawit dan produk turunannya, peluang peningkatan nilai ekspor di kuartal terakhir 2025 masih terbuka lebar.
Pemerintah daerah diharapkan terus memperkuat dukungan terhadap sektor industri ekspor, termasuk memperluas akses pasar dan memperkuat infrastruktur logistik agar daya saing produk Riau semakin meningkat.
“Dengan kontribusi besar dari sektor nonmigas, khususnya sawit, Riau menunjukkan ketahanan ekonomi yang kuat di tengah tantangan global,” tutup Asep. - ANTARA -
Sumber: