Harga Sawit Plasma Riau Naik Lagi, Petani 'Sumringah' Jelang Akhir Oktober 2025

Harga Sawit Plasma Riau Naik Lagi, Petani 'Sumringah' Jelang Akhir Oktober 2025

Ilustrasi - Kelapa Sawit (Mediacenter.riau)--

RIAU, DISWAY.ID - Harga tandan buah segar (TBS) kelapa sawit plasma di Provinsi Riau kembali naik untuk periode 15–21 Oktober 2025. Kabar ini membawa angin segar bagi petani, setelah Dinas Perkebunan Provinsi Riau bersama tim penetapan harga resmi mengumumkan hasil rapat terkini yang menggunakan tabel rendemen harga baru dari PPKS Medan.

Kepala Bidang Pengolahan dan Pemasaran Dinas Perkebunan Riau, Defris Hatmaja, mengatakan bahwa kenaikan tertinggi terjadi pada kelompok umur sembilan tahun, yang meningkat Rp28,03 per kilogram atau sekitar 0,76 persen dari periode sebelumnya. Dengan begitu, harga pembelian TBS petani naik menjadi Rp3.714,14 per kilogram dan berlaku selama satu minggu ke depan.

Sementara itu, harga cangkang sawit untuk satu bulan ke depan ditetapkan sebesar Rp17,38 per kilogram. Adapun indeks K yang digunakan pada periode ini mencapai 92,75 persen. Harga penjualan crude palm oil (CPO) minggu ini naik Rp176,45, sedangkan harga kernel turun Rp181,03 dibandingkan minggu lalu.

Harga Rata-Rata CPO dan Kernel

Beberapa pabrik kelapa sawit (PKS) dilaporkan tidak melakukan penjualan dalam periode ini. Berdasarkan Permentan Nomor 01 Tahun 2018 Pasal 8, harga CPO dan kernel yang digunakan adalah harga rata-rata tim, dan apabila terdapat validasi tahap dua, maka digunakan harga rata-rata KPBN.

Dalam laporan terbaru, harga rata-rata CPO KPBN tercatat Rp14.825,25 per kilogram, sementara harga kernel KPBN berada di angka Rp13.353,00 per kilogram.

Menurut Defris Hatmaja, kenaikan harga sawit plasma pekan ini terutama dipengaruhi oleh kenaikan harga CPO global yang mendorong tren positif di tingkat daerah.

“Sebagaimana kita ketahui bersama, harga TBS plasma minggu ini naik karena faktor utama, yaitu peningkatan harga CPO,” ujar Defris.

Tata Kelola Harga Semakin Transparan

Pemerintah Provinsi Riau melalui Dinas Perkebunan terus memperbaiki tata kelola penetapan harga TBS agar prosesnya lebih transparan dan berkeadilan, baik bagi petani maupun perusahaan mitra.

“Perbaikan tata kelola ini merupakan komitmen serius dari seluruh stakeholder, yang juga mendapat dukungan penuh dari Kejaksaan Tinggi Riau dan Pemprov. Tujuannya jelas, agar pendapatan petani meningkat dan kesejahteraan masyarakat ikut terdorong,” jelas Defris.

Langkah pembenahan ini menjadi bagian dari upaya jangka panjang pemerintah untuk menjaga stabilitas industri kelapa sawit, sekaligus memastikan petani plasma mendapatkan harga yang wajar sesuai regulasi.

Daftar Lengkap Harga TBS Plasma Riau Periode 15–21 Oktober 2025

  • Umur 3 tahun: Rp2.866,48
  • Umur 4 tahun: Rp3.245,99
  • Umur 5 tahun: Rp3.439,14
  • Umur 6 tahun: Rp3.588,40
  • Umur 7 tahun: Rp3.666,12
  • Umur 8 tahun: Rp3.709,38
  • Umur 9 tahun: Rp3.714,14
  • Umur 10–20 tahun: Rp3.694,68
  • Umur 21 tahun: Rp3.637,22
  • Umur 22 tahun: Rp3.582,29
  • Umur 23 tahun: Rp3.523,46
  • Umur 24 tahun: Rp3.459,06
  • Umur 25 tahun: Rp3.386,55

Dampak Kenaikan Harga bagi Petani

Kenaikan harga sawit ini memberi harapan baru bagi ribuan petani plasma di Riau yang menggantungkan hidup dari sektor perkebunan. Dengan harga TBS yang kini menembus Rp3.700-an per kilogram, petani berpeluang menikmati peningkatan pendapatan setelah beberapa bulan terakhir menghadapi fluktuasi harga global.

Selain itu, dengan adanya transparansi dalam proses penetapan harga, kepercayaan petani terhadap pemerintah daerah dan perusahaan mitra pun semakin meningkat. Jika tren positif harga CPO terus berlanjut, maka pendapatan petani sawit di Riau berpotensi tumbuh stabil hingga akhir tahun.

Kenaikan harga TBS ini juga menjadi sinyal positif bagi perekonomian daerah. Sektor kelapa sawit masih menjadi tulang punggung ekonomi Riau, sehingga setiap perubahan harga di sektor ini berdampak langsung pada konsumsi masyarakat dan daya beli di tingkat lokal.

Secara keseluruhan, langkah pemerintah Riau memperbaiki tata kelola, menjaga transparansi, dan menyesuaikan harga berdasarkan kondisi pasar global menunjukkan komitmen nyata untuk menjaga keberlanjutan industri sawit nasional.

Dengan tren kenaikan yang terus berlanjut dan pengelolaan yang semakin baik, petani sawit plasma di Riau bisa menatap masa depan dengan lebih optimistis. (*)

Sumber: