TRAGEDI MENCEKAM: UPDATE TERBARU! Satu Anggota Polda Riau Gugur Diterjang Longsor Brutal Sumatera Barat

TRAGEDI MENCEKAM: UPDATE TERBARU! Satu Anggota Polda Riau Gugur Diterjang Longsor Brutal Sumatera Barat

Tragedi longsor maut di Padang Panjang, Sumbar, telan korban jiwa dari Polda Riau--

RIAU, DISWAY.ID - Kabar duka menyelimuti korps Bhayangkara setelah bencana alam dahsyat melanda kawasan vital di Sumatera Barat. Tragedi memilukan ini terjadi di tengah gencarnya arus deras banjir bandang dan longsor yang menerjang kawasan Jembatan Kembar, Kelurahan Silaing Bawah, Padang Panjang Barat, pada Kamis (27/11/2025) sekitar pukul 11.30 WIB. Peristiwa yang datang tiba-tiba dan tanpa ampun ini dilaporkan telah menelan korban yang sangat signifikan, diperkirakan mencapai belasan korban jiwa dari masyarakat umum dan, tragisnya, juga menyeret personel kepolisian yang sedang bertugas.

Dalam kondisi yang mencekam, dua personel terbaik dari Polda Riau dipastikan ikut terseret dalam gempuran material lumpur yang masif. Salah satu korban telah dikonfirmasi gugur. Brigadir Tri Irwansyah adalah nama yang kini dikenang sebagai korban yang jasadnya berhasil dievakuasi. Sementara itu, nasib dua rekannya, yakni Ipda Angga Mufajar dan seorang sopir, hingga kini masih menjadi misteri yang sangat genting, diduga kuat tertimbun oleh material longsor dan lumpur yang sangat tebal. Kabar ini sontak menjadi sorotan utama, menunjukkan betapa berbahayanya kondisi di lokasi bencana saat itu.

Kabid Humas Polda Riau, Kombes Anom Karibianto, memberikan konfirmasi resmi menyusul peristiwa naas ini. “Jenazah Tri Irwansyah telah dievakuasi dan segera dibawa menuju RS Bhayangkara Polda Sumatera Barat untuk proses identifikasi yang lebih lanjut,” ujar Kombes Anom Karibianto kepada media pada Jumat (28/11/2025). Pernyataan ini sekaligus menggarisbawahi upaya cepat tanggap pihak kepolisian dalam menangani korban dari internal mereka.

DETIK-DETIK KRITIS: Ganasnya Material Hulu dan Nasib Tiga Personel

Peristiwa naas yang merenggut nyawa Brigadir Tri Irwansyah terjadi dalam hitungan menit. Berdasarkan informasi dari lokasi kejadian, arus deras yang datang secara mendadak dari arah hulu membawa volume material yang sungguh di luar dugaan. Bukan hanya air, tetapi lumpur, batu, dan potongan kayu dalam volume yang sangat besar menghantam area di sekitar Jembatan Kembar. Kekuatan hantaman material alam dari arah pegunungan ini begitu brutal, sehingga dengan mudah menyeret siapa pun dan apa pun yang dilewatinya. Warga dan sejumlah kendaraan, termasuk kendaraan dinas milik aparat, terlempar paksa ke badan sungai, membuat situasinya semakin tidak terkendali.

Tiga personel Polda Riau—dua anggota dan satu sopir—sedang dalam perjalanan penting mereka. Mereka menjalankan perjalanan dinas resmi dari Pekanbaru menuju Kota Padang. Momen mengerikan ini terjadi persis ketika mereka melintasi lokasi longsor di Padang Panjang. Saat itulah, minibus hitam yang mereka tumpangi, sebuah Toyota Innova Reborn dengan nomor polisi BM 1370 AAJ, disapu oleh gelombang lumpur dan batu.

Kendaraan operasional mereka ditemukan dalam kondisi mengenaskan. Minibus itu rusak parah dan terkubur di bawah tumpukan lumpur, lokasinya tidak jauh dari Jembatan Kembar yang menjadi pusat tragedi. Penemuan kendaraan ini memicu kekhawatiran yang sangat mendalam mengenai nasib dua personel yang tersisa.

MISTERI HILANGNYA IPDA ANGGA MUFAJAR DAN SANG SOPIR

Di tengah proses evakuasi yang berhasil mengidentifikasi Brigadir Tri Irwansyah, fokus pencarian kini beralih total kepada Ipda Angga Mufajar dan sang sopir. Dua orang ini, yang sebelumnya berada di dalam kendaraan yang sama, hingga berita ini diturunkan masih dinyatakan hilang. Kombes Anom menegaskan kembali status pencarian ini. “Dua orang lainnya yang berada dalam kendaraan tersebut, yakni Ipda Angga Mufajar dan seorang sopir, hingga kini masih hilang,” ujarnya, menggarisbawahi betapa gentingnya waktu dan upaya pencarian yang sedang berlangsung.

Kabar ini tentu memunculkan spekulasi dan ketidakpastian. Di mana posisi mereka sebenarnya? Apakah mereka terperangkap di dalam bangkai mobil yang kini terkubur, ataukah mereka terseret lebih jauh oleh derasnya aliran sungai? Pertanyaan-pertanyaan ini kini menjadi fokus utama tim penyelamat di lapangan. Setiap menit menjadi sangat berharga, dan harapan untuk menemukan mereka dalam kondisi selamat terus diperjuangkan secara heroik.

OPERASI SAR GENTING: Melawan Alam, Memburu Waktu

Pencarian terhadap dua personel Polda Riau yang hilang adalah misi yang sangat menantang dan kini menjadi prioritas utama. Tim SAR gabungan yang terdiri dari Basarnas, aparat TNI–Polri, dan para relawan telah dikerahkan secara masif. Mereka melakukan penyisiran intensif di sepanjang aliran sungai yang ganas dan menggunakan alat berat untuk menyingkirkan material longsor yang volumenya luar biasa. Setiap jengkal tanah, setiap tumpukan lumpur, diperiksa dengan sangat teliti, berharap menemukan tanda-tanda keberadaan Ipda Angga Mufajar dan sopir.

Namun, upaya heroik ini harus berhadapan langsung dengan tantangan alam yang kejam. Cuaca di lokasi yang masih terus diguyur hujan membuat proses pencarian berjalan penuh kehati-hatian. Hujan tidak hanya memperlambat pergerakan tim dan alat berat, tetapi juga meningkatkan risiko terjadinya longsor susulan, mengancam keselamatan para petugas penyelamat itu sendiri. Kondisi berlumpur dan arus sungai yang tetap deras akibat curah hujan tinggi menjadikan operasi SAR ini sebagai perlombaan melawan waktu yang sangat berat.

Ketahanan Tim SAR Diuji: Ancaman Longsor Susulan Mengintai

Faktor cuaca ekstrem menjadi variabel paling kritis. Tim SAR harus menerapkan prosedur keamanan yang sangat ketat karena bahaya longsor susulan selalu mengintai dari area perbukitan di sekitar lokasi. Mereka tidak hanya mencari korban, tetapi juga harus menjaga agar tidak ada tambahan korban dari pihak penyelamat. Oleh karena itu, langkah-langkah pencarian harus dilakukan secara bertahap dan sangat terukur, memprioritaskan keselamatan di atas segalanya.

Dalam situasi ini, soliditas dan koordinasi antar tim penyelamat menjadi kunci utama. Mereka bekerja bahu-membahu, memanfaatkan setiap jeda cuaca untuk memaksimalkan penggunaan alat berat, guna menjangkau lokasi-lokasi yang paling dicurigai menjadi tempat tertimbunnya korban. Sinergi antara Basarnas, TNI, dan Polri serta relawan membuktikan komitmen negara untuk tidak pernah menyerah mencari sisa korban tragedi longsor mematikan di Sumatera Barat ini. Seluruh mata kini tertuju ke Padang Panjang, menantikan kabar baik di tengah ketegangan yang terus meningkat. - Abdullah Sani

***

Sumber: