SENGIT! 200 Personel Gabungan TNI-Polri Dikerahkan Amankan Taman Nasional Tesso Nilo, Siapa Dalang di Balik Ke
Kapendam XIX Tuanku Tambusai, Letkol MF Rangkuti - Abdullah Sani - --
RIAU.DISWAY.ID – Kawasan konservasi vital, Taman Nasional Tesso Nilo (TNTN), kini menjadi sorotan panas. Stabilitas di area tersebut kini dijaga super ketat oleh pasukan gabungan dari militer dan kepolisian. Keputusan ini diambil segera setelah terjadinya insiden brutal beberapa hari lalu, yang melibatkan perusakan plang dan upaya pengusiran prajurit TNI dari pos pengamanan.
Situasi di Riau mendadak mencekam. Total 200 personel gabungan dari berbagai instansi langsung dikerahkan. Pengerahan ratusan pasukan ini menjadi bukti nyata keseriusan negara untuk segera memulihkan stabilitas dan menjamin keamanan mutlak di jantung konservasi Riau itu.
Sinyal Keras Negara: Personel Gabungan TNI-Polri Siaga Penuh
Penambahan kekuatan pengamanan di TNTN bukan main-main. Komposisi pasukan yang datang mencerminkan respon terkoordinasi dari berbagai lembaga penegak hukum:
- 1 Satuan Setingkat Kompi (SSK) dari TNI AD.
- 1 Satuan Setingkat Peleton (SST) dari Brimob Polda Riau.
- Personel dari Dinas Kehutanan.
- Tim dari Gakkum Kehutanan.
"Total sekarang 200 personel gabungan dari sejumlah instansi, TNI, Polri, dan Gakkum Kehutanan," tegas Kapendam XIX Tuanku Tambusai, Letkol MF Rangkuti, pada Kamis (27/11/2025).
Pernyataan ini seolah menjadi sinyal keras: negara tidak akan membiarkan kawasan strategis seperti Tesso Nilo dikuasai oleh kepentingan kelompok tertentu.
Drama Pengusiran Petugas, Konflik yang Nyaris Pecah!
Rangkuti mengakui, kehadiran TNI di lokasi adalah mandat langsung dari negara. Tujuannya sangat jelas: menjaga stabilitas dan memberikan rasa aman bagi masyarakat sekitar. Ia menolak keras anggapan bahwa TNI hadir untuk menciptakan ketegangan atau konflik.
Namun, situasi sempat memanas beberapa hari lalu. Letkol Rangkuti membenarkan adanya gejolak signifikan yang terjadi pasca-demonstrasi. Sekelompok massa bergerak agresif menuju lokasi dan sempat mengusir petugas Satgas Penertiban Kawasan Hutan (PKH) yang bertugas di pos.
"Beberapa hari lalu ada demo. Setelah itu, mereka ke lokasi (TNTN) mengusir petugas satgas di pos. Kejadian ini sangat berdampak sekali," jelasnya, menyoroti betapa seriusnya insiden tersebut.
Demi menghindari bentrokan fisik yang tidak diinginkan dan mencegah eskalasi konflik, Satgas mengambil langkah yang sangat taktis. Mereka memilih untuk mengalah sementara waktu dan menarik diri, pindah menuju lokasi yang dianggap lebih netral. Langkah ini berhasil meredam potensi pertumpahan darah saat itu juga.
Pos Vital Dijaga Ketat, Komitmen Kodam XIX/TT Tak Tergoyahkan
Meskipun pos pengamanan sempat kosong akibat insiden tersebut, situasinya kini sudah berbalik 180 derajat.
Letkol Rangkuti mengonfirmasi bahwa pos vital di Taman Nasional Tesso Nilo sudah kembali ditempati oleh Satgas. Bahkan, pos tersebut kini diperkuat dengan penambahan personel gabungan yang signifikan. Penguatan ini bertujuan tunggal: memastikan keamanan dan ketertiban kawasan hutan konservasi tersebut tidak terganggu lagi.
Penebalan pasukan yang dilakukan oleh Kodam XIX/TT ini sepenuhnya sejalan dengan komitmen militer. TNI berdedikasi menjaga ketertiban, terutama di wilayah yang tergolong rawan konflik. Misi utamanya adalah melindungi kepentingan masyarakat dan ekosistem di dalamnya.
"Kita di sana bukan untuk berbuat anarkis, tapi melindungi kepentingan masyarakat yang ada di TNTN itu sendiri,” tegas Rangkuti.
Taktik 'Pecah Belah': Dalang Keributan Diduga dari Luar TNTN
Inilah poin yang paling mengejutkan: Siapa sebenarnya yang memicu kegaduhan ini?
Sumber: