BMKG Deteksi 48 Titik Panas di Riau, Rokan Hilir Paling Terdampak

BMKG Deteksi 48 Titik Panas di Riau, Rokan Hilir Paling Terdampak

Ilustrasi titik api di Riau - Mediacenter.riau - --

RIAU, DISWAY.ID - Apakah wilayah Riau kembali rawan kebakaran hutan dan lahan? Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Stasiun Sultan Syarif Kasim II Pekanbaru mencatat temuan signifikan yang mengarah pada potensi karhutla. Pada Jumat, 18 Juli 2025, sebanyak 48 titik panas (hotspot) terdeteksi di enam kabupaten/kota di Provinsi Riau. Temuan ini menjadi alarm dini akan ancaman kebakaran hutan yang bisa kembali mengancam wilayah tersebut.

Rokan Hilir Jadi Titik Pusat Ancaman Karhutla

Dari total 48 titik panas, sebanyak 41 di antaranya terpantau di Kabupaten Rokan Hilir (Rohil). Angka ini menjadikan Rohil sebagai wilayah dengan potensi kebakaran hutan dan lahan tertinggi di Riau saat ini. Informasi ini disampaikan langsung oleh petugas prakiraan cuaca BMKG SSK II Pekanbaru, Debby C, dalam laporan harian BMKG pada Jumat (18/7/2025).

"Total terdeteksi 48 hotspot karhutla, 41 di antaranya berada di Rokan Hilir," ujar Debby.

Distribusi Hotspot di Wilayah Riau

Selain di Rohil, beberapa titik panas juga terdeteksi di wilayah lain. Kabupaten Rokan Hulu tercatat memiliki tiga hotspot. Sedangkan Kabupaten Kampar, Pelalawan, Indragiri Hulu, dan Kota Dumai masing-masing mencatat satu titik panas. Ini menunjukkan bahwa potensi karhutla tidak hanya terpusat di satu wilayah, tetapi menyebar ke berbagai area di Provinsi Riau.

Kondisi Jarak Pandang dan Udara

Debby juga menyampaikan bahwa jarak pandang di sebagian besar wilayah Riau masih berada dalam kisaran 5 hingga 8 kilometer. Namun, kondisi berbeda terjadi di Kabupaten Indragiri Hulu. Di sana, jarak pandang menurun drastis hingga hanya mencapai 600 meter akibat kabut. Fenomena ini menjadi sinyal bahwa kualitas udara mulai terpengaruh oleh potensi kebakaran dan perubahan cuaca.

Kondisi Cuaca dan Kualitas Udara di Pekanbaru

Sementara itu, Kota Pekanbaru masih mencatat kondisi kualitas udara yang baik meski wilayah sekitarnya mulai terpengaruh oleh kabut. Cuaca di wilayah tersebut dilaporkan cerah berawan, dengan suhu udara berkisar antara 23 hingga 35 derajat celsius. Ini menjadi momen penting bagi masyarakat untuk tetap waspada namun tidak panik, sembari mengikuti imbauan dan informasi resmi dari BMKG dan pemerintah setempat.

Pentingnya Deteksi Dini untuk Pencegahan Karhutla

Deteksi dini hotspot seperti yang dilakukan BMKG sangat krusial dalam upaya mitigasi bencana kebakaran hutan dan lahan. Dengan informasi yang akurat dan cepat, pemerintah daerah dan pihak terkait bisa segera melakukan langkah antisipatif, termasuk patroli darat dan udara, serta penanganan titik rawan sebelum api meluas.

Seperti diketahui, karhutla tidak hanya berdampak pada lingkungan, tetapi juga pada kesehatan masyarakat, aktivitas ekonomi, serta citra wilayah di tingkat nasional dan internasional. Oleh karena itu, koordinasi antara BMKG, pemerintah daerah, dan masyarakat menjadi kunci utama dalam mengatasi potensi kebakaran di musim kemarau tahun ini.

Langkah Selanjutnya

Dengan jumlah hotspot yang signifikan di Riau, terutama di Rokan Hilir, BMKG mengimbau masyarakat agar tidak melakukan pembakaran lahan secara sembarangan. Pemerintah daerah juga diharapkan mengintensifkan patroli pengawasan serta melakukan sosialisasi bahaya karhutla kepada warga.

Pemerintah pusat pun diharapkan memperkuat kerja sama lintas sektor guna mencegah bencana yang bisa mengulang tragedi karhutla besar beberapa tahun lalu. Langkah cepat dan terkoordinasi menjadi harapan bersama agar Riau tetap bebas asap dan masyarakat bisa menjalani aktivitas harian dengan aman. (*)

Sumber: