Festival Pacu Jalur 2025 di Kuansing Catat Lonjakan Wisatawan dan Dampak Ekonomi Signifikan

Festival Pacu Jalur di Kuantan Singingi Riau - Mediacenter.riau - --
RIAU, DISWAY.ID - Festival Pacu Jalur Tradisional 2025 di Kabupaten Kuantan Singingi (Kuansing), Riau, kembali mencuri perhatian wisatawan. Selama lima hari pelaksanaan pada Agustus 2025, tercatat lebih dari 1,6 juta pengunjung menghadiri acara ini, naik signifikan dibandingkan tahun sebelumnya yang hanya sekitar 1,3 juta orang. Lonjakan ini menjadi indikator positif bagi pertumbuhan pariwisata daerah dan membuka peluang promosi ke tingkat nasional bahkan internasional.
Momentum Emas untuk Pariwisata Kuansing
Kepala Kanwil Direktorat Jenderal Perbendaharaan (DJPb) Provinsi Riau, Heni Kartikawati, menekankan bahwa Festival Pacu Jalur 2025 menjadi momentum emas untuk memperkenalkan budaya Kuansing kepada dunia. “Lonjakan wisatawan ini bisa menjadi jendela promosi pariwisata Kuantan Singingi secara nasional dan internasional. Apalagi dengan viralnya tari anak Pacu Jalur di media sosial, daya tarik budaya daerah semakin kuat,” ujar Heni, Senin (29/9/2025).
Selain nilai budaya, festival ini juga berdampak signifikan pada perekonomian lokal. Berdasarkan data Pemkab Kuansing, selama lima hari festival berlangsung, perputaran uang di masyarakat mencapai Rp165 miliar. Aktivitas ekonomi meningkat, mulai dari sektor kuliner, akomodasi, transportasi, hingga kerajinan lokal.
Tantangan yang Masih Membayangi
Meski sukses menarik wisatawan, penyelenggaraan festival menghadapi sejumlah tantangan. Keterbatasan akomodasi menjadi masalah utama. Banyak pengunjung terpaksa bermalam di Pekanbaru atau tinggal di rumah warga dengan fasilitas seadanya. Selain itu, rendahnya kesadaran kebersihan pengunjung di sekitar area sungai menjadi sorotan, terutama karena lokasi lomba pacu jalur berada di jalur perairan yang padat pengunjung.
Harga tiket menonton pacu jalur juga menjadi keluhan bagi sebagian wisatawan. Lonjakan tarif dianggap memberatkan pengunjung yang ingin menikmati suasana festival. Heni menekankan bahwa perbaikan infrastruktur dan manajemen wisata menjadi kunci agar keberhasilan festival tidak hanya bersifat musiman.
Rencana Strategis Pengembangan Pariwisata
Pemkab Kuansing memiliki rencana besar melalui pembangunan Waterfront City sebagai pusat wisata pacu jalur. Proyek ini diharapkan menjadi ikon pariwisata yang meningkatkan kapasitas dan kenyamanan pengunjung. Namun, realisasi pembangunan masih terkendala keterbatasan ruang fiskal. Heni menyebutkan bahwa dana yang dibutuhkan mencapai Rp221 miliar.
Untuk itu, Kanwil DJPb Riau mendorong dukungan pemerintah pusat melalui Dana Alokasi Khusus (DAK) Non Fisik Dana Pelayanan Kepariwisataan. Dana ini akan digunakan untuk peningkatan kapasitas tata kelola destinasi, penguatan aspek keselamatan, keamanan, dan kesehatan (K3), pengembangan keterampilan masyarakat dan pelaku usaha pariwisata, hingga pengoperasian Tourist Information Centre (TIC).
Potensi Pariwisata Kuansing sebagai Motor Ekonomi
Heni menegaskan bahwa dengan pembiayaan yang tepat, pariwisata Kuansing tidak hanya menjadi event tahunan, tetapi juga bisa menjadi motor ekonomi daerah yang berkelanjutan. Festival Pacu Jalur 2025 menjadi bukti bahwa kombinasi budaya, promosi media sosial, dan pengelolaan yang baik mampu mendatangkan efek ekonomi nyata sekaligus meningkatkan citra Kuansing sebagai destinasi wisata unggulan.
Ke depan, perbaikan fasilitas, peningkatan kapasitas sumber daya manusia, serta pengelolaan lingkungan yang lebih baik menjadi langkah strategis untuk menjaga momentum ini. Jika semua elemen mendukung, Kuansing dapat memanfaatkan Pacu Jalur sebagai event tahunan yang mampu menarik wisatawan dari seluruh Indonesia bahkan mancanegara. (*)
Sumber: