Kemenkes Pastikan Kasus Siswa Meninggal di Riau Bukan Karena Monkeypox

Kemenkes Pastikan Kasus Siswa Meninggal di Riau Bukan Karena Monkeypox

Ilustrasi Cacar Monyet - Halodoc - --

RIAU, DISWAY.ID - Kabar meninggalnya seorang siswa pesantren di Kabupaten Kepulauan Meranti, RIAU, sempat bikin geger publik. Banyak yang menduga ia terinfeksi Monkeypox (Mpox) atau cacar monyet. Namun, Kementerian Kesehatan (Kemenkes) akhirnya buka suara dan memastikan dugaan itu tidak benar.

Hasil Lab Tegaskan Bukan Monkeypox

Kemenkes menyebut hasil investigasi epidemiologi dan uji laboratorium sudah keluar. Hasilnya, siswa berinisial BS (13) tidak meninggal karena virus Mpox. Penyebab kematiannya lebih mengarah ke penyakit cacar air (Varicella) yang diperburuk oleh adanya penyakit penyerta atau komorbid.

Kepala Biro Komunikasi dan Informasi Publik Kemenkes, Aji Muhawarman, memastikan dua kasus suspek Mpox di Kepulauan Meranti bukanlah kasus konfirmasi. Hal ini ditegaskan setelah hasil pemeriksaan PCR pada 23 September 2025 menunjukkan hasil negatif Mpox.

“Hasil pemeriksaan PCR menunjukkan kedua kasus bukan Mpox. Jadi kami tegaskan, pada 2025 Indonesia tidak memiliki kasus konfirmasi Mpox,” jelas Aji, Rabu (24/9/2025).

Strategi Nasional Tangani Mpox

Aji menambahkan, pemerintah sebenarnya sudah menyiapkan strategi nasional untuk menghadapi kemungkinan penyebaran Mpox. Mulai dari surveilans, terapi, vaksinasi, hingga komunikasi risiko. Sejak 2022, Kemenkes juga menyiapkan skrining di pintu masuk perjalanan, memperkuat jejaring laboratorium PCR, dan menargetkan vaksinasi bagi kelompok berisiko.

Kemenkes pun kembali mengimbau masyarakat agar menjaga pola hidup bersih dan sehat. Selain itu, hindari kontak seksual berisiko serta segera periksa ke fasilitas kesehatan jika muncul gejala demam atau ruam pada kulit.

Dua Kasus Suspek di Pesantren

Kasus meninggalnya BS adalah satu dari dua kasus suspek Mpox yang ditemukan di pesantren tersebut. Pasien lain berinisial Zu (17) juga menunjukkan gejala serupa. Namun, kondisinya membaik dan ia sudah diperbolehkan pulang pada 21 September 2025 untuk menjalani isolasi mandiri.

Hasil penyelidikan awal menemukan teman sekamar kedua pasien sebelumnya sudah terkena cacar air. Temuan ini makin memperkuat dugaan bahwa penyebaran penyakit di pesantren tersebut bukanlah Mpox, melainkan Varicella.

Masyarakat Diminta Tetap Waspada

Meski hasil investigasi menepis dugaan Mpox, Kemenkes tetap mengingatkan masyarakat untuk waspada. Jangan panik, tapi perhatikan kesehatan diri dan lingkungan. Jika mengalami demam tinggi, nyeri tubuh, sakit tenggorokan, hingga muncul ruam atau lesi kulit, segera lakukan pemeriksaan medis.

Kasus ini jadi pengingat bahwa penyakit dengan gejala serupa bisa menimbulkan salah persepsi. Karenanya, langkah cepat untuk memastikan diagnosis dan penyelidikan lapangan sangat penting agar masyarakat tidak terjebak dalam kepanikan yang tidak perlu. (Hasyim Ashari)

Sumber: