Rp757,8 Triliun untuk Pendidikan

Rp757,8 Triliun untuk Pendidikan

Ilustrasi Anggaran Pendidikan dalam RAPBN 2026--

Lalu Ari menyatakan pemerintah bermaksud meluncurkan berbagai inisiatif pendidikan.

Meski begitu, penting bagi pemerintah untuk memprioritaskan dan memberikan perhatian khusus pada program-program tertentu.

"Harus ada program menjadi prioritas. Bukan berarti program lainnya tidak penting. Semua program yang sudah direncanakan tentu juga penting," ucap Lalu Ari.

Legislator yang mewakili daerah pemilihan Nusa Tenggara Barat (NTB) II ini menekankan pemerintah harus memprioritaskan inisiatif renovasi sekolah.

Lebih lanjut, survei yang dilakukan oleh Lembaga Penelitian dan Pengembangan (Litbang) Kompas menunjukkan tingkat kepuasan terhadap program renovasi sekolah mencapai 82,1 persen.

Persentase yang signifikan ini mencerminkan dukungan publik yang kuat terhadap inisiatif tersebut.

"Inpres menjadi dasar perpindahan kewenangan dalam melakukan renovasi sekolah yang sebelumnya ditangani Kementerian Pekerjaan Umum (PU) beralih menjadi kewenangan Kemendikdasmen," terang Lalu Ari.

Pada tahun 2019, Presiden Joko Widodo, sebagaimana dicatat Lalu Ari, mengeluarkan Instruksi Presiden tentang Renovasi Sekolah, yang mengatur proyek-proyek terkait pembangunan sekolah.

Instruksi ini menetapkan Kementerian Pekerjaan Umum (PU) akan bertanggung jawab untuk mengawasi inisiatif pembangunan sekolah tersebut.

Kunci Pemerataan Pendidikan 

Pengamat Kebijakan Publik, Trubus Rahardiansyah menilai pembangunan infrastruktur pendidikan yang saat ini tengah digencarkan pemerintah merupakan langkah strategis dalam mendorong pemerataan kualitas Pendidikan. Khususnya di wilayah terluar, terdepan dan tertinggal (3T).

"Kalau bisa, gaji guru di daerah 3T dinaikkan hingga dua kali lipat dibandingkan daerah perkotaan. Guru-guru di Jakarta sudah cukup Sejahtera. Justru perlu perhatian lebih adalah mereka yang mengajar di wilayah terisolasi," kata Trubus kepada Disway.

Pentingnya perencanaan berjenjang agar program pendidikan berjalan efektif. Untuk jangka pendek, fokus diarahkan pada pembangunan fisik.

Seperti gedung sekolah, ruang kelas, hingga kursi dan fasilitas belajar lainnya. Sementara jangka menengah dapat menyasar pada pemenuhan tenaga pengajar dan peningkatan kualitas Pendidikan.

Sedangkan jangka panjang diarahkan untuk mewujudkan target besar Indonesia Emas 2045.

"Kalau pembangunan ini konsisten, dalam 20 tahun ke depan Indonesia bisa memiliki SDM unggul. Apalagi kalau kesinambungan dari satu presiden ke presiden berikutnya bisa terjaga," tuturnya.

Dukungan untuk Sekolah Swasta

Sumber: