AWAS! Kualitas Udara Pekanbaru 'Tipu-tipu', Asap Tipis Bikin Sesak Napas, PM2.5 Sempat Tembus 135!

AWAS! Kualitas Udara Pekanbaru 'Tipu-tipu', Asap Tipis Bikin Sesak Napas, PM2.5 Sempat Tembus 135!

Proses pemadaman kebakaran lahan di Kabupaten Kampar, Riau.--

RIAU, DISWAY.ID - Warga Kota Pekanbaru, waspadalah! Kabut asap tipis kembali menyelimuti kota dalam beberapa hari terakhir. Ini bukan cuma soal pemandangan yang terganggu, tapi sudah menjadi ancaman kesehatan serius. Fenomena ini memicu keluhan berat dari masyarakat, terutama masalah sesak napas akibat jatuhnya kualitas udara.

Kondisi 'Tipu-tipu': Siang Sedang, Dini Hari Kritis!

Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Stasiun Pekanbaru melaporkan adanya fluktuasi signifikan dalam kualitas udara. Jangan terkecoh dengan kondisi siang hari!

Prakirawan BMKG Pekanbaru, Deby C, menyebut hari ini (Rabu, 12/11/2025) pukul 10.00 WIB, indikator PM2.5 berada di angka 31,6µg/m³. Ini memang masih konsisten di kategori sedang sejak malam sebelumnya.

Tapi, ini yang mengejutkan!

Data BMKG mengungkap momen krusial pada dini hari kemarin. Kualitas udara Pekanbaru sempat terperosok tajam ke kategori tidak sehat.

"Pada pukul 01.00 WIB dan 02.00 WIB, konsentrasi PM2.5 mencapai angka 135µg/m³!"

Ini adalah level yang sangat merugikan kesehatan, terutama pada kelompok rentan. Hal ini menjadi peringatan keras betapa cepatnya kondisi udara bisa memburuk.

Serangan Asap di Jalan Utama, Warga Mulai Sesak

Kabut asap kini bukan lagi isu terpencil. Pantauan di beberapa ruas jalan utama, seperti di Jalan HR Soebrantas, Soekarno-Hatta, Lobak, dan Arifin Ahmad, memperlihatkan ketebalan asap yang mulai terasa.

Konsekuensinya, banyak pengendara kini terlihat wajib menggunakan masker sebagai upaya perlindungan diri dari paparan partikel asap. Ini menggarisbawahi respons cepat masyarakat terhadap ancaman polusi.

Dampak kabut asap ini langsung menusuk pernapasan warga. Rino, salah seorang warga Kulim, Pekanbaru, menceritakan pengalamannya. Ia merasakan dampak sejak Senin malam.

"Kami sudah mulai sesak dari malam. Asapnya terasa sampai ke rumah, debu di kaca mobil pun sudah menempel," ungkapnya. Menurut Rino, ini menunjukkan bahwa partikel polutan berbahaya sudah menyebar luas hingga ke dalam hunian.

Bahaya PM2.5: Pembunuh Senyap yang Mengintai

Partikulat halus seperti PM2.5 yang terdeteksi BMKG sangat berbahaya. Ukurannya super kecil (kurang dari 2.5 mikrometer), sehingga dapat menembus jauh ke dalam saluran pernapasan dan bahkan masuk ke aliran darah.

Paparan kabut asap dalam jangka panjang berisiko meningkatkan gangguan paru-paru, iritasi mata, dan memperburuk kondisi penderita asma serta penyakit paru obstruktif kronis (PPOK).

BMKG menyebut, kondisi angin di atas Riau yang bertiup lambat turut mengisolir asap. Fenomena ini tidak lepas dari keberadaan titik panas (hotspot), terutama dari wilayah selatan Riau dan sekitarnya seperti Jambi. Penyebab utamanya jelas: Kebakaran Hutan dan Lahan (Karhutla) akibat pembukaan lahan yang tidak berkelanjutan.

Sumber: