Wamen PU Dorong Kota Tangguh dan Berkelanjutan Lewat Kolaborasi dan Teknologi

Sabtu 24-05-2025,19:27 WIB
Reporter : Sigit Nugroho
Editor : Sigit Nugroho

RIAU.DISWAY.ID - Wakil Menteri Pekerjaan Umum (PU), Diana Kusumastuti, menegaskan pentingnya sinergi lintas sektor dan pemanfaatan teknologi untuk membangun infrastruktur perkotaan yang adaptif, tangguh, dan berkelanjutan. Hal ini disampaikannya dalam acara The 22nd Civil Engineering National Summit Universitas Indonesia (CENS-UI) yang digelar di Depok, Sabtu (25/5/2025).

Kota Masa Depan Harus Adaptif dan Kolaboratif

"Pembangunan infrastruktur tidak hanya cukup kuat dan andal, tapi juga harus mampu beradaptasi terhadap dinamika zaman, perubahan iklim, dan risiko bencana. Semua pihak dari berbagai sektor perlu terlibat secara kolaboratif dan inklusif," ujar Wamen Diana.

Komitmen Turunkan Emisi Karbon, Targetkan Net Zero 2060

Pemerintah Indonesia menargetkan penurunan emisi karbon sebesar 31,89% dengan upaya sendiri, dan hingga 43,2% dengan bantuan internasional pada tahun 2030. Sektor konstruksi dan bangunan, yang menyumbang sekitar 37% emisi CO₂ global, menjadi salah satu prioritas transformasi menuju pembangunan rendah karbon.

Inovasi Teknologi Jadi Kunci, BIM dan Bangunan Hijau Didorong

Melalui Kementerian PUPR, pemerintah telah mendorong penggunaan teknologi seperti Building Information Modeling (BIM) untuk menunjang penerapan prinsip Bangunan Gedung Hijau (BGH) dan Bangunan Gedung Cerdas (BGC). Teknologi ini telah digunakan dalam pembangunan pasar, fasilitas olahraga, dan pendidikan.

"BIM memungkinkan kita menerapkan prinsip reduce, reuse, recycle energi demi mencapai net zero emission pada 2060. Saya optimistis generasi muda bisa mengembangkan teknologi konstruksi yang lebih adaptif," jelas Diana.

Pentingnya Infrastruktur Tangguh Bencana

Wamen Diana juga menyoroti perlunya infrastruktur yang tahan terhadap bencana seperti gempa, tsunami, banjir, dan longsor. Kementerian PUPR bekerja sama dengan Pusat Studi Gempa Nasional (PuSGeN) telah memperkuat sistem mitigasi dan meluncurkan peta gempa terbaru serta platform evaluasi bangunan tahan gempa.

"Keruntuhan pasca-gempa sering kali terjadi bukan karena kurangnya regulasi, tapi karena implementasi standar teknis SNI yang belum optimal. Semua kontraktor wajib memahami dan menerapkannya," tegasnya.

Ajakan Kolaborasi untuk Masa Depan Kota Berkelanjutan

Di akhir paparannya, Diana mengajak seluruh pemangku kepentingan, termasuk akademisi dan mahasiswa, untuk ikut serta dalam mewujudkan kota berkelanjutan melalui inovasi dan kolaborasi.

"Sinergi antara ilmu pengetahuan, teknologi, dan semangat kebangsaan adalah kunci membangun Indonesia yang tangguh dan berkelanjutan," tutupnya.

Kategori :