Harga TBS Kelapa Sawit Kemitraan Swadaya Riau Naik, Ini Rinciannya per Umur Tanaman

Harga TBS Kelapa Sawit Kemitraan Swadaya Riau Naik, Ini Rinciannya per Umur Tanaman

Ilustrasi Kelapa Sawit - Mediacenter.riau ---

RIAU, DISWAY.ID - Harga TBS kelapa sawit kemitraan swadaya Riau kembali menunjukkan tren positif pada awal Agustus 2025. Kabar ini menjadi angin segar bagi para petani sawit di Provinsi Riau yang selama ini mengandalkan hasil panen sebagai sumber utama pendapatan. Tapi, apa penyebab utama kenaikan harga kali ini dan berapa besarannya?

Pemerintah Provinsi Riau melalui Dinas Perkebunan secara resmi menetapkan harga baru TBS untuk periode 6 hingga 12 Agustus 2025. Penetapan harga ini dilakukan dalam rapat bersama tim penetapan harga pada Selasa, 5 Agustus 2025, dan telah memperhitungkan sejumlah faktor pasar terkini.

Kenaikan Harga TBS Tertinggi Terjadi pada Tanaman Usia 9 Tahun

Menurut Kepala Bidang Pengolahan dan Pemasaran Dinas Perkebunan Riau, Dr. Defris Hatmaja, SP, M.Si, penetapan harga minggu ke-27 ini masih mengacu pada tabel rendemen baru hasil kajian PPKS Medan yang telah disepakati bersama oleh tim harga.

Kenaikan harga TBS paling signifikan tercatat pada tanaman sawit usia sembilan tahun, yaitu naik Rp37,29 per kilogram atau setara 1,07 persen dibanding pekan sebelumnya. Harga baru untuk kelompok umur ini ditetapkan sebesar Rp3.533,59 per kilogram.

Harga CPO dan Kernel Jadi Pendorong Kenaikan

Faktor utama kenaikan harga TBS minggu ini adalah meningkatnya harga crude palm oil (CPO) dan kernel di pasar. Seperti disampaikan Defris pada Selasa (5/8/2025), harga CPO naik sebesar Rp66,11 per kilogram, sementara harga kernel melonjak lebih tinggi hingga Rp494,37 per kilogram dari minggu lalu.

Penetapan harga TBS juga mempertimbangkan indeks K sebesar 91,80 persen yang berlaku untuk satu bulan ke depan. Nilai cangkang tetap ditetapkan Rp24,04 per kilogram dan berlaku selama periode tersebut.

Beberapa PKS Tak Lakukan Penjualan, Harga Gunakan Rata-rata Tim

Dalam rapat tersebut, Defris juga menyampaikan bahwa beberapa pabrik kelapa sawit (PKS) tidak melakukan transaksi penjualan pada periode ini. Berdasarkan Peraturan Menteri Pertanian Nomor 01 Tahun 2018 Pasal 8, jika tidak ada penjualan, maka harga CPO dan kernel yang digunakan adalah rata-rata harga yang dihitung oleh tim penetapan harga.

Jika terjadi validasi dua, maka acuan harga berasal dari rata-rata KPBN (Kharisma Pemasaran Bersama Nusantara). Untuk periode ini, harga rata-rata CPO KPBN tercatat sebesar Rp14.573,50 per kilogram dan kernel sebesar Rp12.653,00 per kilogram.

Harga CPO dan Kernel di Beberapa Perusahaan Besar Naik

Berdasarkan data rekap dari beberapa perusahaan besar, PT INECDA mencatat kenaikan harga CPO dari Rp14.525 menjadi Rp14.561 per kilogram. Sementara harga kernel meningkat dari Rp12.388 menjadi Rp13.073 per kilogram. Perusahaan lain seperti PT Salim Ivomas Pratama Balam, Kayangan, dan Sungai Dua juga menetapkan harga CPO di atas Rp14.500 per kilogram dengan harga kernel stabil di kisaran Rp12.700.

Komitmen Pemerintah dan Kejaksaan untuk Keadilan Harga

Defris menegaskan bahwa proses penetapan harga TBS selalu mengedepankan prinsip keadilan dan transparansi antara petani dan perusahaan mitra. Proses ini juga didukung oleh Pemerintah Provinsi Riau dan Kejaksaan Tinggi Riau, sebagai bentuk kolaborasi untuk meningkatkan kesejahteraan petani sawit.

Harga TBS per Umur Tanaman untuk Periode 6–12 Agustus 2025

Berikut daftar lengkap harga TBS kelapa sawit kemitraan swadaya di Riau untuk periode 6–12 Agustus 2025 berdasarkan usia tanaman:

  • Usia 3 tahun: Rp2.733,88/kg
  • Usia 4 tahun: Rp3.050,52/kg
  • Usia 5 tahun: Rp3.275,25/kg
  • Usia 6 tahun: Rp3.401,91/kg
  • Usia 7 tahun: Rp3.478,44/kg
  • Usia 8 tahun: Rp3.520,71/kg
  • Usia 9 tahun: Rp3.533,59/kg (tertinggi)
  • Usia 10–20 tahun: Rp3.496,16/kg
  • Usia 21 tahun: Rp3.436,68/kg
  • Usia 22 tahun: Rp3.368,34/kg
  • Usia 23 tahun: Rp3.290,65/kg
  • Usia 24 tahun: Rp3.231,83/kg
  • Usia 25 tahun: Rp3.183,55/kg

Tren Positif, Harapan Baru bagi Petani

Kenaikan harga TBS kelapa sawit kemitraan swadaya Riau yang berlanjut dalam beberapa pekan terakhir menjadi indikator membaiknya kondisi pasar. Pemerintah daerah berharap tren ini bisa terus memberikan dampak positif pada pendapatan petani, serta memperkuat posisi mereka dalam rantai nilai industri sawit nasional.

Dengan dukungan regulasi yang adil, transparansi harga, serta sinergi antara petani, perusahaan, dan pemerintah, Provinsi Riau optimis kesejahteraan masyarakat di daerah sentra sawit akan semakin meningkat. (*)

 

 

Sumber: