Hutama Karya Genjot Rehabilitasi Irigasi di Aceh dan Riau, Dorong Swasembada Pangan 2025

Hutama Karya Genjot Rehabilitasi Irigasi di Aceh dan Riau, Dorong Swasembada Pangan 2025

Hutama Karya garap proyek irigasi di Aceh dan Riau (Dok. Hutama Karya)--

RIAU.DISWAY.ID - Dukung swasembada pangan nasional, Hutama Karya kembali unjuk gigi lewat proyek besar di sektor infrastruktur. Kali ini, BUMN konstruksi tersebut resmi mengantongi dua kontrak strategis untuk merehabilitasi jaringan irigasi di Provinsi Aceh dan RIAU. Langkah ini jadi bagian penting dari upaya mencapai swasembada pangan 2025 yang digadang-gadang pemerintah Presiden Prabowo Subianto.

“Melalui rehabilitasi jaringan irigasi di dua provinsi ini, Hutama Karya berkomitmen mendukung program pemerintah untuk mewujudkan swasembada pangan 2025. Proyek ini diharapkan dapat meningkatkan intensitas tanam dari satu kali menjadi dua kali per tahun, sehingga produktivitas lahan petani dapat meningkat secara signifikan,” tegas Adjib Al Hakim, EVP Sekretaris Perusahaan Hutama Karya, dalam keterangan resminya, Rabu (3/7/2025).

Aceh dan Riau Jadi Fokus Pengerjaan Proyek

Penandatanganan kontrak proyek Aceh digelar pada 25 Juni 2025 lalu. Hadir dalam kesempatan itu Kepala SNVT PJPA Sumatera I, Azriyan, serta PPK Irigasi dan Rawa I, Fajarullah Mufti. Sementara kontrak untuk Riau diteken pada 1 Juli 2025, disaksikan Kepala SNVT PJPA Sumatera III, Insan Prasasti, dan PPK Irigasi dan Rawa III, Cahaya Santosa Samosir.

Executive Vice President (EVP) Divisi Sipil Umum Hutama Karya, Rizky Agung, juga turut hadir dalam penandatanganan kedua proyek ini. Proyek akan mulai digarap minggu pertama Juli 2025 dan ditarget rampung Oktober 2025, dengan seluruh pendanaan bersumber dari APBN.

Lingkup Pekerjaan Cakup Banyak Wilayah

Proyek di Aceh mencakup rehabilitasi jaringan irigasi di 11 kabupaten/kota, sementara di Riau akan mencakup 3 kabupaten. Lingkup pekerjaannya terbilang komprehensif, mulai dari perencanaan detail desain, normalisasi saluran, rehabilitasi bangunan struktur, hingga pergantian pintu air yang sudah rusak.

“Rehabilitasi ini akan berdampak langsung bagi sekitar 150 kelompok tani di kedua provinsi, yang tersebar di kurang lebih 150 desa. Dengan pasokan air irigasi yang lebih andal, petani berpeluang meningkatkan intensitas tanam hingga Indeks Pertanaman 2 (IP2),” terang Adjib.

Komponen infrastruktur yang akan direhabilitasi mencakup saluran primer, sekunder, tersier, dan pintu air. Peningkatan fungsi irigasi diharapkan mendongkrak produktivitas sawah petani, sekaligus memastikan keberlangsungan pasokan pangan nasional.

Teknologi Canggih Bantu Efisiensi Pekerjaan

Tak hanya mengandalkan teknik konvensional, Hutama Karya juga mengimplementasikan teknologi digital construction dalam proyek ini. Di Aceh, misalnya, akan digunakan teknologi LiDAR untuk pemetaan wilayah, sedangkan di Riau pemetaan lokasi dilakukan memakai drone.

Langkah ini dinilai krusial agar proyek berjalan tepat waktu dan presisi. Selain itu, keberadaan proyek ini turut memberi manfaat ekonomi lokal, karena Hutama Karya berencana mempekerjakan banyak tenaga kerja lokal di lapangan.

Sejalan dengan Arah Kebijakan Presiden Prabowo

Presiden Republik Indonesia, Prabowo Subianto, berulang kali menekankan pentingnya percepatan swasembada pangan nasional. Ia menilai kedaulatan pangan merupakan aspek vital untuk menjaga keberlangsungan bangsa.

“Kita tidak boleh bergantung pada sumber makanan dari luar. Masalah pangan adalah soal kedaulatan, kemerdekaan, dan keberlangsungan bangsa,” tegas Presiden Prabowo, seperti dikutip dari laman resmi Kementerian Sekretariat Negara (setneg.go.id).

Mitigasi Risiko Gangguan Aktivitas Pertanian

Hutama Karya juga berkomitmen meminimalkan gangguan pada aktivitas petani selama konstruksi berlangsung. Koordinasi rutin akan dilakukan dengan petani, pemerintah desa, serta pemangku kepentingan lain untuk menyusun metode kerja yang adaptif di lapangan.

“Rehabilitasi jaringan irigasi ini merupakan investasi strategis dalam mewujudkan ketahanan pangan nasional. Dengan meningkatnya produktivitas lahan di Aceh dan Riau, kami optimistis proyek ini dapat memberi kontribusi nyata terhadap pencapaian swasembada pangan 2025, sejalan dengan visi Asta Cita Presiden Prabowo,” tutup Adjib.

Dengan proyek irigasi ini, Hutama Karya tak hanya membangun infrastruktur, tetapi juga harapan bagi petani di Aceh dan Riau untuk meningkatkan taraf hidup sekaligus memperkuat ketahanan pangan nasional. (*)

Sumber: