Purbaya Jadi Menteri Favorit, Sementara Bahlil dan Beberapa Menteri Lain Masuk Daftar Merah

Menteri Keuangan Purbaya Yudhi Sadewa - Anisha Aprilia - --
RIAU, DISWAY.ID - Pemerintahan Prabowo-Gibran genap berusia satu tahun sejak pelantikan 20 Oktober 2024. Selama periode ini, Presiden Prabowo beberapa kali melakukan reshuffle kabinet, termasuk terakhir pada September 2025 pasca gelombang demo yang berakhir ricuh. Publik pun mulai menilai kinerja para pembantu Presiden di usia satu tahun pemerintahan ini.
Purbaya Yudhi Sadewa Muncul sebagai Figur Favorit Publik
Menariknya, Menteri Keuangan (Menkeu) Purbaya Yudhi Sadewa muncul sebagai figur paling disukai publik, bahkan mengungguli para senior di kabinet. Direktur Komunikasi IDSIGHT, Johan Santosa, menyatakan, "Meskipun baru sebulanan menjabat, Menkeu Purbaya menjadi sosok paling difavoritkan oleh publik di antara deretan para pembantu Presiden Prabowo."
Berdasarkan riset Indonesia Social Insight (IDSIGHT), penilaian positif Purbaya mencapai 83,7%. Langkah-langkahnya yang cepat turun ke lapangan, blak-blakan, dan fokus pada solusi nyata membuatnya cepat populer di mata masyarakat. Keberaniannya menyalurkan Rp200 triliun dari saldo anggaran lebih (SAL) kepada bank Himbara untuk kredit produktif, terutama bagi UMKM dan industri padat karya, mendapat sambutan luas.
Kinerja Publik Menanggapi Kabinet Baru
Riset IDSIGHT menelusuri tanggapan pengguna media sosial di Instagram, X (Twitter), Facebook, dan TikTok, selama 24 September hingga 3 Oktober 2025. Johan menuturkan, publik sempat pesimis pasca-pergantian tim ekonomi, apalagi saat kebijakan Sri Mulyani dituding menjadi penyebab kenaikan pajak. Rumor pengunduran diri mantan Menkeu tersebut bahkan sempat beredar setelah rumahnya dijarah saat kerusuhan pajak.
"Kehadiran Menkeu Purbaya membangkitkan optimisme akan adanya perbaikan ekonomi dan bersih-bersih di pemerintahan," jelas Johan. Selain kebijakan kredit produktif, kritik Purbaya soal cukai rokok dan lambatnya pembangunan kilang Pertamina juga mendapat dukungan publik. Ia bahkan menargetkan pertumbuhan ekonomi 6–8% serta mendorong generasi muda untuk ikut meraih peluang ekonomi.
Posisi Menteri Lain dalam Penilaian Publik
Menteri Pertanian Amran Sulaiman menempati posisi kedua dengan penilaian positif 72,3%, disusul Menteri Agama Nasaruddin Umar (60,2%), Menko Infrastruktur Agus Harimurti Yudhoyono (58,7%), dan Mensesneg Prasetyo Hadi (57,4%). Menteri Pertahanan Sjamsoeddin juga mengalami peningkatan popularitas dengan penilaian 53,8%, didorong oleh belanja alutsista yang meningkat dan pidato Prabowo di Markas PBB, New York.
Menteri dengan Penilaian Negatif Tertinggi
Di sisi lain, Menteri ESDM Bahlil Lahadalia mencatat penilaian negatif tertinggi dengan 78,4% akibat kontroversi kebijakan energi, termasuk isu monopoli BBM dan kebijakan impor yang dinilai menguntungkan Pertamina. Kepala Badan Gizi Nasional (BGN) Dadan Hindayana juga mendapat sorotan publik dengan penilaian negatif 60,3% terkait kasus keracunan program Makan Bergizi Gratis (MBG).
Sementara itu, Menteri HAM Natalius Pigai (58,2%), Menteri Perumahan Maruarar Sirait (57,7%), dan Menteri Desa Yandri Susanto (55,4%) juga masuk dalam daftar merah, menunjukkan ketidakpuasan publik terhadap sejumlah kebijakan dan kinerja mereka.
Kesimpulan: Publik Mulai Menakar Kinerja Pemerintahan
Genap setahun berjalan, pemerintahan Prabowo-Gibran menghadapi sorotan ketat dari publik. Popularitas Menkeu Purbaya Yudhi Sadewa menjadi bukti bahwa keberanian dan langkah konkret mampu meningkatkan kepercayaan masyarakat, sementara sejumlah menteri lain harus bekerja ekstra untuk memperbaiki citra dan menenangkan publik terkait isu kontroversial yang muncul selama setahun terakhir. - Fajar Ilman -
Sumber: