'Aura Farming' Pacu Jalur Riau Jadi Sorotan Dunia: Gimik Marquez atau Peluang Pariwisata?

'Aura Farming' Pacu Jalur Riau Jadi Sorotan Dunia: Gimik Marquez atau Peluang Pariwisata?

Pembalap Ducati, Marc Marquez melakukan selebrasi ala Aura Farming, usai memenangi balapan - Foto Marc Marquez - --

RIAU, DISWAY.ID - Fenomena budaya khas Riau, “Aura Farming” yang melekat pada tradisi pacu jalur, tiba-tiba menjadi viral hingga menembus panggung olahraga dunia. Gimik mendayung yang diperagakan pembalap MotoGP Marc Marquez saat selebrasi di MotoGP Jerman baru-baru ini, seolah menjadi bukti bagaimana budaya lokal bisa menarik perhatian publik internasional. Namun di balik sorak-sorai kebanggaan, muncul pertanyaan kritis: mampukah Riau benar-benar memanfaatkan momen ini untuk mendongkrak pariwisata, atau sekadar menikmati euforia sesaat?

Selebrasi Marquez Picu Kebanggaan Sekaligus Tantangan

Gubernur Riau (Gubri), Abdul Wahid, tak menutupi kebanggaannya atas tingginya eksposur “Aura Farming” ke kancah internasional. “Kita bangga, kita apresiasi semua bintang-bintang nasional, internasional menirukan ‘aura farming’. Termasuk Marc Marquez ya,” kata Wahid kepada awak media di Pekanbaru, Senin (14/7/2025).

Bagi Wahid, viralnya gerakan mendayung ala pacu jalur diyakini berpotensi mendongkrak kunjungan wisatawan ke Bumi Lancang Kuning. “Tentu semakin dikenal Provinsi Riau lewat ‘aura farming’ pacu jalur. Semoga tingkat kunjungan semakin meningkat, wisatawan mancanegara juga diprediksi meningkat,” lanjutnya penuh optimisme.

Pacu Jalur: Tradisi yang Penuh Gairah, tapi Rawan Masalah Teknis

Namun di balik kebanggaan, pelaksanaan pacu jalur tahun ini ternyata menyisakan sejumlah tantangan. Festival Pacu Jalur dijadwalkan berlangsung pada 20–24 Agustus mendatang di Kabupaten Kuantan Singingi. Pemerintah Provinsi Riau mengklaim terus memantau segala persiapan. Namun pertanyaan muncul: seberapa siapkah infrastruktur pendukung di lapangan untuk menampung lonjakan wisatawan yang diprediksi lebih tinggi karena efek viral “Aura Farming”?

Abdul Wahid sendiri mengakui masih ada beberapa pekerjaan rumah yang harus dibereskan. “Pesan saya kepada masyarakat, Pemkab lakukan perbaikan. Berikan layanan terbaik untuk menyambut tamu-tamu kita yang datang,” tegas Wahid, seolah memberi sinyal bahwa kesiapan daerah belum sepenuhnya tuntas.

Keamanan Jadi Fokus, Risiko Kriminalitas Mengintai

Potensi keramaian mendadak akibat naiknya pamor pacu jalur membuat Pemprov Riau ekstra waspada. Gubernur Wahid menegaskan pihaknya sudah berkoordinasi dengan Kepolisian Daerah Riau. “Saya sudah ngomong sama Pak Kapolda, pengamanan ditingkatkan karena wisatawan pasti banyak. Kita tidak mau kriminalitas meningkat, maka harus diantisipasi karena ini harus prioritas,” ungkapnya.

Langkah ini penting, mengingat pacu jalur tak hanya sekadar lomba mendayung. Ia adalah pesta rakyat yang melibatkan ribuan orang, di mana potensi tindak kejahatan selalu mengintai jika pengamanan longgar.

Tribun Penonton Masih Dalam Tahap Berbenah

Satu isu yang menjadi sorotan adalah persiapan tribun penonton. Gubri Wahid mengungkapkan, pihaknya sudah melakukan komunikasi intensif dengan Panitia Lokal Pacu Jalur dan Pemerintah Kabupaten Kuantan Singingi. “Untuk tribun kita sedang berbenah, nanti ini akan saya cek, saya sudah kontak-kontak sama Pak Bupati untuk menyiapkan,” katanya.

Kenyamanan penonton menjadi salah satu faktor krusial yang bisa menentukan apakah pengalaman menonton pacu jalur akan menjadi cerita indah atau malah keluhan wisatawan. Dengan waktu pelaksanaan tinggal sebulan lebih, publik menanti langkah konkret Pemprov Riau untuk memastikan kesiapan infrastruktur ini.

Momentum Emas atau Hanya Viral Sesaat?

“Aura Farming” kini menjadi kata kunci baru yang viral. Tetapi momentum ini berpotensi menjadi pedang bermata dua. Jika tidak dikelola serius, popularitas yang mendunia hanya akan berakhir sebagai tren sesaat. Pemerintah Riau dituntut bukan hanya mempromosikan pacu jalur, melainkan memastikan pengalaman wisatawan benar-benar berkesan. Sebab kunjungan pertama yang mengecewakan bisa memadamkan minat wisatawan mancanegara untuk datang lagi.

Abdul Wahid pun menekankan komitmennya untuk menjadikan pacu jalur sebagai ikon budaya sekaligus magnet wisata. “Ini baru awal. Semoga ke depan semakin banyak yang datang, dan pacu jalur benar-benar jadi kebanggaan Riau di mata dunia,” ujarnya penuh harap.

Pelestarian Budaya Jadi Kunci Keberlanjutan

Pemerintah Riau juga memastikan pelestarian pacu jalur sebagai warisan budaya tetap menjadi prioritas. Sebab di balik nilai ekonominya, pacu jalur menyimpan nilai historis, kebersamaan, dan semangat gotong royong masyarakat Kuantan Singingi yang tak ternilai. Wahid menegaskan, “Kita harus jaga tradisi ini agar generasi muda tetap mencintainya. Kalau anak-anak muda sudah tidak kenal budaya sendiri, nanti hilang jati diri kita.”

Dengan segala persiapan yang masih berproses, publik kini menanti apakah Festival Pacu Jalur 2025 benar-benar akan mencetak sejarah. Akankah “Aura Farming” menjadi batu loncatan bagi Riau menjadi destinasi budaya internasional, atau justru hanya viral sekejap lalu menghilang tanpa jejak? (*)

Sumber: