Harga TBS Sawit Riau Naik, Petani Swadaya Raup Untung Lebih Besar

Ilustrasi - Kelapa Sawit (Dok Info Sawit)--
RIAU.DISWAY.ID – Kabar gembira datang bagi para petani kelapa sawit di Provinsi Riau. Harga tandan buah segar (TBS) kelapa sawit untuk petani swadaya mengalami kenaikan signifikan sebesar Rp83,40 per kilogram atau setara 2,60 persen dibandingkan pekan lalu. Kini, harga TBS sawit di Riau berada di angka Rp3.290,10 per kg.
Kepala Bidang Pengolahan dan Pemasaran Dinas Perkebunan Provinsi Riau, Defris Hatmaja, mengungkapkan bahwa kenaikan harga terbesar terjadi pada kelompok umur tanaman sawit sembilan tahun. Kenaikan harga TBS ini dinilai memberikan dampak positif terhadap pendapatan petani sawit swadaya yang selama ini menjadi salah satu penopang perekonomian daerah.
“Kenaikan harga minggu ini utamanya dipengaruhi oleh naiknya harga minyak sawit mentah atau Crude Palm Oil (CPO) dan kernel,” ujar Defris saat ditemui di Pekanbaru, Rabu (9/7/2025).
Harga CPO dan Kernel Melonjak
Defris menjelaskan, harga CPO pekan ini tercatat naik Rp181,52 per kg dibandingkan pekan sebelumnya. Sedangkan harga kernel justru melonjak lebih tinggi, yakni naik sebesar Rp963,83 per kg. Kondisi ini menjadi faktor utama pendorong kenaikan harga TBS sawit di pasaran.
Selain petani swadaya, kenaikan harga TBS juga turut dirasakan oleh petani mitra plasma. Harga TBS untuk petani plasma naik sebesar Rp31,36 per kilogram atau sekitar 0,95 persen dibandingkan periode sebelumnya. Kini, harga pembelian TBS untuk petani plasma berada di angka Rp3.316,24 per kg.
“Kenaikan harga TBS petani plasma ini juga disebabkan naiknya harga CPO sebesar Rp115,26 per kg dan kernel sebesar Rp162,47 per kg dari pekan lalu,” imbuh Defris.
Transparansi Harga Jadi Prioritas
Menurut Defris, pihak Dinas Perkebunan Provinsi Riau selalu berkomitmen menjaga transparansi dan keadilan dalam penetapan harga TBS. Transparansi harga dianggap penting agar petani memperoleh harga jual yang layak dan sesuai regulasi.
“Kami selalu berkomitmen untuk menjaga transparansi dan keadilan dalam penetapan harga. Hal ini dilakukan agar petani mendapatkan harga yang layak dan sesuai dengan regulasi,” tegasnya.
Ia juga menegaskan, perbaikan tata kelola harga TBS di Riau dilakukan melalui kerja sama lintas instansi, termasuk Pemerintah Provinsi Riau dan Kejaksaan Tinggi Riau. Kolaborasi ini dilakukan untuk memastikan tidak ada pihak yang dirugikan, baik petani maupun perusahaan perkebunan.
“Ini merupakan upaya serius semua pihak agar harga TBS lebih adil dan menguntungkan bagi petani. Pada akhirnya, tujuannya adalah meningkatkan kesejahteraan masyarakat Riau,” ujar Defris.
Dampak Positif Bagi Perekonomian Daerah
Kenaikan harga TBS sawit tidak hanya berdampak pada kesejahteraan petani, tetapi juga memberi efek domino bagi perekonomian Provinsi Riau secara keseluruhan. Sebagai salah satu komoditas unggulan daerah, kelapa sawit berperan penting dalam menyerap tenaga kerja, mendongkrak pendapatan daerah, serta mendorong aktivitas ekonomi lainnya, mulai dari sektor transportasi, perdagangan, hingga industri pengolahan.
Berdasarkan data Dinas Perkebunan Provinsi Riau, sektor perkebunan kelapa sawit di Riau menyumbang kontribusi signifikan terhadap Produk Domestik Regional Bruto (PDRB). Dengan naiknya harga TBS, diharapkan kesejahteraan petani semakin membaik, sehingga mendorong roda ekonomi daerah lebih cepat berputar.
Tidak hanya itu, meningkatnya harga TBS juga berpotensi meningkatkan penerimaan pajak dan retribusi daerah, yang nantinya dapat digunakan untuk membiayai pembangunan infrastruktur dan pelayanan publik di berbagai wilayah Riau.
Potensi Harga ke Depan
Meski harga saat ini mengalami kenaikan, Defris tetap mengingatkan para petani untuk selalu waspada terhadap fluktuasi harga global. Pasalnya, harga CPO dan kernel sangat dipengaruhi faktor eksternal, seperti permintaan pasar global, kebijakan ekspor negara tujuan, hingga sentimen geopolitik dunia.
Sumber: