Harga TBS Sawit Petani Swadaya Riau Turun, CPO Naik Tapi Kernel Terjun Bebas

Harga TBS Sawit Petani Swadaya Riau Turun, CPO Naik Tapi Kernel Terjun Bebas

Perkebunan Kelapa Sawit - Ilustrasi (Dok. Istimewa)--

RIAU.DISWAY.ID– Petani kelapa sawit di RIAU kembali harus menelan pil pahit. Harga tandan buah segar (TBS) sawit untuk petani swadaya turun sebesar 1,73 persen atau Rp57,83 per kilogram. Kini, harga TBS berada di level Rp3.293,89 per kilogram untuk periode sepekan ke depan.

Penurunan ini diumumkan oleh Kepala Bidang Pengolahan dan Pemasaran Dinas Perkebunan Provinsi Riau, Defris Hatmaja, dalam keterangan resmi pada Rabu (11/6/2025). Ia menjelaskan bahwa penetapan harga kali ini menggunakan tabel rendemen baru hasil kajian dari Pusat Penelitian Kelapa Sawit (PPKS) Medan, yang telah disepakati seluruh tim penetapan harga.

“Dengan penetapan ini, kami berharap informasi harga yang akurat dan transparan bisa jadi dasar acuan bagi petani dan pelaku industri dalam transaksi,” ujar Defris.

CPO Menguat, Kernel Terpeleset Tajam

Meskipun harga TBS turun, harga minyak sawit mentah atau crude palm oil (CPO) justru mengalami kenaikan. Pekan ini, harga CPO naik sebesar Rp179,40 per kilogram dibanding pekan sebelumnya. Sayangnya, harga kernel atau inti sawit jatuh bebas dengan penurunan drastis sebesar Rp1.900,69 per kilogram.

Kondisi ini memperlihatkan kontras yang tajam di sektor hilir sawit, di mana penguatan CPO tak cukup untuk menahan laju penurunan harga TBS, yang sebagian besar dipicu oleh jatuhnya nilai kernel.

Petani Plasma Juga Kena Imbas

Tak hanya petani swadaya, para petani plasma juga turut merasakan dampak negatif. Harga TBS pada kelompok umur 9 tahun misalnya, turun sebesar Rp115,30 per kilogram atau 3,36 persen dari harga pekan lalu. Harga beli TBS plasma kini berada di angka Rp3.311,98 per kilogram.

Menurut Defris, penurunan ini lebih banyak dipicu oleh merosotnya harga kernel yang memberi tekanan pada keseluruhan skema penetapan harga.

Komitmen Tata Kelola yang Lebih Baik

Dalam menetapkan harga, Dinas Perkebunan Riau bersama Tim Penetapan Harga Pembelian TBS Kelapa Sawit Produksi Pekebun terus berupaya memperbaiki tata kelola agar sesuai regulasi dan menciptakan keadilan antara petani dan perusahaan mitra.

“Membaiknya tata kelola ini merupakan komitmen serius dari semua pemangku kepentingan, termasuk dukungan dari Pemprov Riau dan Kejaksaan Tinggi Riau. Kami percaya langkah ini pada akhirnya akan meningkatkan pendapatan petani dan kesejahteraan masyarakat,” kata Defris.

Harapan Petani Tetap Terjaga

Meski dihantam fluktuasi harga, para petani sawit di Riau tetap berharap stabilisasi harga bisa segera terjadi, terutama dengan adanya dukungan regulasi yang lebih berpihak dan pengawasan tata kelola yang diperketat.

Sebagai salah satu provinsi penghasil sawit terbesar di Indonesia, Riau memegang peran penting dalam ekosistem sawit nasional. Maka, dinamika harga TBS dan CPO di wilayah ini tak hanya berdampak lokal, tapi juga memberi sinyal bagi pasar sawit nasional.

Kondisi pasar sawit memang tak menentu, namun langkah transparan dan kolaboratif antara pemerintah, petani, serta industri diharapkan menjadi kunci untuk menciptakan ekosistem yang lebih sehat dan berkelanjutan. (*)

Sumber: