Danrem 031/Wira Bima Tindak Tegas Sawit Ilegal dan Hijaukan Kembali Tesso Nilo, Demi Selamatkan Hutan Riau

Rabu 02-07-2025,23:43 WIB
Reporter : Sigit Nugroho
Editor : Sigit Nugroho

RIAU.DISWAY.ID – Langkah serius untuk menyelamatkan paru-paru hijau Riau kembali dilakukan aparat gabungan. Danrem 031/Wira Bima Brigjen TNI Sugiyono turun langsung ke kawasan Taman Nasional (TN) Tesso Nilo, Desa Segati, Kabupaten Pelalawan, memimpin kegiatan pemusnahan tanaman sawit ilegal sekaligus penanaman pohon sebagai bentuk pemulihan hutan konservasi yang terancam. Momen ini menjadi sinyal kuat bahwa menjaga kelestarian lingkungan bukan hanya sekadar wacana, melainkan aksi nyata yang melibatkan semua pihak.

Didampingi oleh jajaran Korem 031/Wira Bima seperti Kasi Intel Letkol Cpn Fransiskus Hendra Gunawan dan Dantim Intel Mayor Kav Christopher Leonard Bessie, Brigjen Sugiyono menunjukkan komitmen tinggi dalam perang melawan perambahan hutan. Kegiatan tersebut juga dihadiri perwakilan Balai TN Tesso Nilo, aparat penegak hukum, pemerintah daerah, hingga elemen masyarakat peduli lingkungan. Semua pihak bersatu demi satu tujuan besar: mengembalikan Tesso Nilo sebagai benteng terakhir keanekaragaman hayati Sumatera.

Sawit Ilegal Jadi Ancaman Serius Hutan Tropis

Perambahan lahan untuk sawit ilegal menjadi salah satu ancaman terbesar bagi TN Tesso Nilo. Alih fungsi hutan menjadi kebun sawit ilegal bukan hanya merusak tutupan hutan, tapi juga mengancam satwa-satwa langka yang menjadikan kawasan ini sebagai habitat alami. Gajah Sumatera, harimau Sumatera, hingga berbagai spesies burung langka kini semakin terdesak akibat ulah manusia yang mengincar keuntungan cepat.

“Ini bukan sekadar aksi simbolik, tapi langkah nyata untuk mengembalikan fungsi ekologis TN Tesso Nilo. Hutan ini milik bersama, dan menjadi tanggung jawab kita untuk melindunginya,” tegas Brigjen Sugiyono, Rabu (2/7/2025).

Menurut data Balai TN Tesso Nilo, sekitar 40 persen kawasan hutan konservasi sudah mengalami kerusakan. Ini terjadi bukan hanya karena pembukaan lahan sawit ilegal, tetapi juga akibat aktivitas pembalakan liar yang tak jarang memicu kebakaran hutan hebat, khususnya saat musim kemarau. Padahal, Tesso Nilo memiliki peran strategis sebagai penyerap karbon sekaligus penyangga iklim lokal.

Langkah Nyata: Tebang Sawit, Tanam Hutan Kembali

Kegiatan yang dilakukan Danrem 031/Wira Bima dan jajaran bukan hanya memusnahkan sawit ilegal, melainkan juga menanam bibit pohon asli hutan Sumatera sebagai bagian dari upaya restorasi ekologis. Pohon-pohon yang ditanam diharapkan dapat memperbaiki struktur tanah, memulihkan keseimbangan air, serta menciptakan habitat alami bagi satwa liar.

“Kami tidak ingin hanya menindak. Tugas kami bukan hanya menebang sawit ilegal, tetapi juga memperbaiki. Karena yang kita bicarakan adalah masa depan lingkungan dan generasi mendatang,” ungkap Brigjen Sugiyono dengan nada penuh komitmen.

Hal ini sejalan dengan kebijakan restorasi ekologis yang sedang digenjot pemerintah pusat. Penanaman pohon bukan hanya simbolis, melainkan menjadi fondasi dalam memulihkan fungsi ekosistem. Di Tesso Nilo, penanaman dilakukan dengan jenis tanaman asli seperti meranti, medang, hingga pulai yang memiliki peran penting dalam menjaga keanekaragaman hayati.

Tesso Nilo: Benteng Terakhir Gajah dan Harimau Sumatera

Taman Nasional Tesso Nilo dikenal sebagai salah satu kawasan konservasi paling penting di Sumatera. Luas kawasan ini sekitar 83 ribu hektare. Selain menjadi rumah bagi gajah Sumatera, kawasan ini juga menjadi habitat bagi harimau Sumatera yang kini statusnya kian kritis. Bahkan, para ahli menganggap Tesso Nilo sebagai “benteng terakhir” bagi kelangsungan spesies-spesies langka ini.

“Kalau Tesso Nilo habis, bukan cuma satwa yang punah, tapi juga manusia akan kehilangan banyak hal, mulai dari air bersih, udara segar, hingga stabilitas iklim,” ungkap seorang petugas Balai TN Tesso Nilo yang enggan disebut namanya.

Tesso Nilo juga menjadi sumber ekonomi bagi masyarakat sekitar, khususnya melalui skema ekowisata. Wisatawan lokal maupun mancanegara tertarik datang untuk melihat langsung habitat gajah liar dan menjelajah keindahan hutan tropis Sumatera. Namun, potensi ini terancam sirna jika kerusakan hutan terus dibiarkan.

Konservasi Bukan Hanya Tugas Pemerintah

Hal lain yang disoroti Brigjen Sugiyono adalah pentingnya kolaborasi lintas sektor. Menurutnya, keberhasilan memulihkan Tesso Nilo tak bisa hanya mengandalkan pemerintah atau aparat. Peran masyarakat setempat juga menjadi kunci utama. Edukasi menjadi bagian tak terpisahkan agar masyarakat paham bahwa menjaga hutan sama pentingnya dengan memenuhi kebutuhan ekonomi.

“Masyarakat harus diberdayakan. Kita harus beri alternatif ekonomi agar mereka tak lagi merambah hutan. Kalau hanya mengandalkan aparat, tak akan cukup,” tegas Brigjen Sugiyono.

Upaya yang dilakukan pun mulai tampak. Pemerintah menggandeng masyarakat lokal untuk terlibat dalam patroli hutan, kegiatan penanaman pohon, hingga menjadi pemandu wisata dalam konsep ekowisata berkelanjutan. Pendekatan ini dinilai lebih efektif karena menyentuh langsung kepentingan ekonomi warga sekitar.

Harapan Besar untuk Tesso Nilo

Pemusnahan sawit ilegal dan penanaman pohon yang dilakukan di Tesso Nilo menjadi langkah strategis sekaligus simbol komitmen untuk menyelamatkan hutan Sumatera. Selain berdampak pada ekosistem, kegiatan ini juga memberi pesan moral yang kuat bahwa negara hadir melindungi kekayaan alamnya.

Kategori :

Terpopuler