Riau Raja Maritim: Saatnya Menghidupkan Kembali Visi Laut Sebagai Masa Depan Ekonomi

Selasa 03-06-2025,06:53 WIB
Reporter : Sigit Nugroho
Editor : Sigit Nugroho

RIAU.DISWAY.ID - Riau Raja Maritim—apakah Riau siap kembali memimpin sebagai poros kekuatan laut Indonesia? Momentum ini muncul kembali ketika berbagai tokoh dan ahli maritim menyoroti pentingnya membangkitkan visi besar Brigjen TNI (Purn) H Saleh Djasit, mantan Gubernur Riau, yang pernah mencetuskan Visi Riau 2020 berbasis kekuatan maritim. Kini, saatnya menatap laut bukan sebagai batas, tetapi sebagai pusat pertumbuhan.

Potensi Maritim Riau Masih Belum Tergarap Optimal

Menurut Dr Capt Marcellus Hakeng Jayawibawa dari Ikatan Alumni Lemhannas Strategic Center, Riau memiliki potensi laut luar biasa yang belum tergarap secara sistematis. Riau berbatasan langsung dengan Selat Malaka, memiliki garis pantai panjang, dan wilayah pesisir luas. Kombinasi ini menjadikan provinsi ini sangat strategis dalam jalur logistik dan perdagangan internasional.

“Sebagai salah satu provinsi dengan posisi geografis terbaik, laut Riau seharusnya sudah menjadi penggerak utama ekonomi,” ungkap Capt Hakeng dalam keterangannya di Jakarta, Senin, 2 Juni 2025.

Visi Riau 2020: Progresif, Visioner, dan Terukur

Visi maritim Saleh Djasit bukan sekadar wacana. Ia menyusun rencana berbasis data dan pendekatan teknokratis melalui konsep Integrated Maritime Economy. Selat Lalang diproyeksikan menjadi pusat konektivitas regional. Wilayah seperti Dumai, Siak, Bengkalis, hingga Pelalawan dirancang sebagai simpul ekonomi laut dalam sistem logistik terpadu.

“Lebih dari satu juta dolar AS dikucurkan untuk studi kelayakan bersama konsultan asing dan Caltex Pacific Indonesia (CPI),” kata Capt Hakeng. Hal ini menunjukkan keseriusan membangun pondasi ekonomi laut yang kokoh.

Kenapa Gagasan Besar Itu Terhenti?

Sayangnya, setelah masa jabatan Saleh Djasit berakhir, proyek tersebut tidak berlanjut. Capt Hakeng menyebut tiadanya policy legacy dan lemahnya memori kelembagaan sebagai penyebab utamanya. “Ketika kebijakan bergantung pada figur, bukan sistem, maka kesinambungan pembangunan menjadi rapuh,” ujarnya.

Saat ini, ketika kebutuhan akan infrastruktur dermaga seperti di Buruk Bakul semakin mendesak, pemikiran besar ini perlu kembali dihidupkan dan diperbarui sesuai zaman.

Riau Maritime Corridor: Rebranding Masa Depan Ekonomi Laut

Gubernur terpilih Abdul Wahid dianggap sebagai sosok visioner yang dapat mengaktualisasi bahkan meningkatkan konsep Visi Riau 2020. Gagasannya adalah membentuk Riau Maritime Corridor, jaringan logistik laut yang mendukung ekonomi biru, pelabuhan hijau, dan adaptasi perubahan iklim.

“Dengan laut sebagai jalur distribusi utama, efisiensi logistik akan meningkat, biaya produksi turun, dan daya saing lokal naik,” ujar Capt Hakeng.

Ia menambahkan, Riau berpeluang menjadi maritime logistics cluster yang tangguh, bersaing langsung dengan Singapura dan Malaysia.

Kunci Sukses: Sinergi, Regulasi, dan Infrastruktur

Pembangunan pelabuhan di Dumai, Tanjung Buton, Kuala Enok, dan pelabuhan swasta seperti RAPP Futong harus mengedepankan konsep Port Connectivity and Integrated Maritime Development. Semua pelabuhan ini perlu masuk dalam satu ekosistem logistik laut yang efisien dan terintegrasi.

Menurut Capt Hakeng, sinergi lintas sektor, regulasi adaptif, dan perencanaan spasial berbasis kajian kelautan menjadi kunci utama. “Konektivitas maritim yang efisien akan menjadikan Riau simpul logistik nasional dan internasional,” katanya.

Waktunya Menjadikan Riau Raja Maritim

Revitalisasi visi Saleh Djasit bukan hanya penghormatan simbolik, tapi langkah strategis menatap masa depan. Capt Hakeng menegaskan bahwa transformasi maritim Riau butuh proyek nyata dan terukur—bukan sekadar wacana.

“Laut adalah masa depan. Riau punya semua syarat untuk menjadi pusat kekuatan ekonomi berbasis maritim. Yang dibutuhkan hanyalah kemauan politik dan komitmen kolektif,” tegasnya.

Pemerintah daerah, pusat, akademisi, dan pelaku industri diminta bersatu mewujudkan potensi ini. Di era blue economy, Riau berpeluang menjadi raja maritim yang bukan hanya berpengaruh di tingkat nasional, tapi juga strategis di Asia Tenggara. (*)

Kategori :