Wamenko Polkam Lodewijk Paparkan 'Lima Badai Sempurna' yang Mengancam Ekonomi Global

Wakil Menteri Koordinator Bidang Politik dan Keamanan (Wamenko Polkam) Lodewijk Freidrich Paulus--
RIAU, DISWAY.ID - Wakil Menteri Koordinator Bidang Politik dan Keamanan (Wamenko Polkam) Lodewijk Freidrich Paulus memberikan pembekalan strategis kepada ratusan pengusaha di Hanggar Skuadron 17 Lanud Halim Perdanakusuma, Jakarta, Jumat (8/8/2025). Kegiatan ini menjadi bagian dari agenda sebelum para pengusaha berangkat mengikuti retreat di Akademi Militer (Akmil) Magelang yang digagas Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia.
Dalam arahannya, Lodewijk mengupas kondisi geopolitik dan ekonomi global yang ia sebut sebagai “five perfect storm” atau lima badai sempurna. Menurutnya, fenomena ini memengaruhi perekonomian dunia, termasuk Indonesia, dan harus dipahami pelaku usaha agar mampu beradaptasi di tengah tantangan global.
Dampak Pandemi COVID-19 dan Fenomena “Rojali-Rohana”
Badai pertama yang dibahas Lodewijk adalah pandemi COVID-19. Meski dinyatakan berlalu, dampaknya masih terasa, khususnya pada daya beli masyarakat. Ia menyoroti fenomena Rohana (Rombongan Hanya Nanya) dan Rojali (Rombongan Jarang Beli) yang masih terlihat di pusat-pusat perbelanjaan.
“Coba lihat mal-mal, sampai sekarang belum pulih. Gara-gara COVID-19 ini, banyak yang cuma lihat-lihat tapi tidak membeli,” ungkapnya. Lodewijk berharap fenomena ini segera berubah menjadi Robeli (Rombongan Beli) yang menandakan daya beli kembali meningkat.
Konflik Global yang Mengerek Harga Komoditas
Badai kedua adalah konflik internasional. Lodewijk menyoroti perang Rusia-Ukraina, ketegangan Israel-Palestina, konflik India-Pakistan, dan gejolak di Timur Tengah. Menurutnya, konflik semacam ini biasanya berdampak pada kenaikan harga komoditas, walau saat ini situasinya relatif lebih terkendali.
Harga Komoditas yang Tidak Stabil
Badai ketiga adalah volatilitas harga komoditas, terutama batu bara. Ia menyebut banyak pelaku usaha di sektor ini “tiarap” akibat fluktuasi harga yang tajam. Kondisi ini tidak hanya berdampak pada industri, tetapi juga memicu efek domino pada biaya hidup dan perilaku konsumsi masyarakat.
Perubahan Iklim dan Ketahanan Pangan
Badai keempat adalah perubahan iklim global yang memengaruhi ketahanan pangan. Perubahan cuaca ekstrem mengganggu produksi pertanian di banyak negara. Namun, Indonesia dinilai masih beruntung karena memiliki surplus beras. Keberhasilan ini, kata Lodewijk, didukung teknologi prediksi cuaca dari BMKG yang membantu petani menentukan waktu tanam dan panen secara tepat.
Kebijakan Global Amerika Serikat di Era Donald Trump
Badai kelima yang diungkap Lodewijk adalah kebijakan Presiden Amerika Serikat Donald Trump. Menurutnya, gaya politik dan strategi ekonomi Trump memengaruhi perekonomian dunia, termasuk Indonesia. Ia menggambarkan gaya Trump layaknya gerakan “undur-undur”—maju menekan lalu mundur perlahan.
“Luar biasa kita ditekan 32%, turun 19%, mudah-mudahan bisa turun lagi,” ucapnya, merujuk pada pengaruh kebijakan AS terhadap kondisi ekonomi nasional.
Pembekalan untuk Hadapi Tantangan Global
Pembekalan ini dirancang untuk memperluas wawasan para pengusaha sebelum mengikuti Kadin Retreat 2025 di Magelang. Lodewijk menegaskan, pemahaman terhadap situasi geopolitik dan ekonomi global menjadi modal penting bagi pelaku usaha agar dapat membaca peluang sekaligus meminimalkan risiko di tengah gejolak dunia.
Dengan memahami lima badai sempurna yang disampaikannya, diharapkan para pengusaha dapat mengambil langkah strategis demi menjaga keberlanjutan bisnis dan mendukung perekonomian nasional. (*)
Sumber: