Hutama Karya Bocorkan Arah Merger 7 BUMN Karya, Semua Masih Tunggu Keputusan Danantara

Hutama Karya Bocorkan Arah Merger 7 BUMN Karya, Semua Masih Tunggu Keputusan Danantara

EVP Sekretaris Perusahaan PT Hutama Karya (Persero), Mardiansyah - Sigit Nugroho - --

 

RIAU, DISWAY.ID - Rencana konsolidasi tujuh BUMN Karya kembali mencuri perhatian setelah PT Hutama Karya (Persero) membeberkan perkembangan terbarunya. Target penyelesaian yang dicanangkan untuk 2026 kini menghadapi ketidakpastian karena keputusan akhir masih bergantung pada Badan Pengelola Investasi Daya Anagata Nusantara (Danantara).

EVP Sekretaris Perusahaan Hutama Karya, Mardiansyah, menegaskan perusahaan mengikuti arahan Danantara dan Kementerian BUMN. Semua langkah termasuk jadwal, mekanisme, dan struktur penggabungan akan ditentukan oleh lembaga tersebut.

“Merger ini kami dalam posisi mengikuti seluruh langkah yang sudah digariskan oleh Danantara dan BP BUMN,” ujar Mardiansyah dalam sesi media briefing di Jakarta, Jumat.

Penjelasan itu menegaskan proses konsolidasi yang melibatkan Hutama Karya, Waskita Karya, Wijaya Karya, Adhi Karya, PTPP, Brantas Abipraya, dan Nindya Karya masih berjalan, namun belum memasuki fase finalisasi.

HK Intensifkan Konsolidasi Internal Sambil Menunggu Titik Terang

Meski belum menerima lampu hijau final, Hutama Karya bergerak cepat merapikan struktur internal. Mardiansyah menyatakan perusahaan terus menguatkan koordinasi dengan calon entitas yang akan dilebur, menuntaskan aspek finansial dan legal agar siap saat proses lanjut.

“Kami terus melakukan konsolidasi, baik secara internal maupun bersama teman-teman yang akan bergabung. Aspek finansial dan legal semuanya berada di bawah komando Danantara,” jelas Mardiansyah.

Hutama Karya belum bisa memastikan kapan merger akan masuk tahap penetapan. Perusahaan masih menunggu arahan resmi dari Kementerian BUMN dan Danantara. Langkah hati-hati ini dianggap perlu mengingat penggabungan berskala besar menuntut kesiapan finansial agar entitas baru tidak mewarisi masalah lama.

Danantara Ungkap Alasan Merger Molor: Beban Utang Masih Berat

Penundaan jadwal merger dikonfirmasi Chief Operating Officer Danantara, Dony Oskaria. Ia menyatakan penggabungan tujuh BUMN Karya tidak bisa diselesaikan tahun ini karena kondisi keuangan perusahaan konstruksi pelat merah belum stabil.

“Kita carry forward ke tahun depan, (merger) tidak selesai di tahun ini,” kata Dony di Jakarta, Rabu (26/11).

Dony menekankan beban utang menjadi hambatan utama. Danantara memilih menyelesaikan masalah tersebut lebih dulu supaya merger tidak memindahkan masalah lama ke struktur baru yang dibentuk.

Saat ini Danantara melakukan peninjauan menyeluruh yang meliputi posisi keuangan, struktur utang, aset, proyek berjalan, dan beban operasional setiap perusahaan calon gabungan.

Beragam Skenario Merger Dikaji, Konsolidasi Tetap Agenda Strategis

Meskipun mundur, Danantara memastikan merger tetap merupakan agenda strategis. Penggabungan tujuh BUMN Karya dipandang sebagai langkah jangka panjang untuk memperkuat daya saing, efisiensi, dan kesehatan finansial industri konstruksi nasional.

Danantara mengevaluasi beberapa opsi penggabungan, mulai dari holding tunggal, integrasi bertahap, hingga pembentukan sub-klaster berdasarkan spesialisasi perusahaan. Tujuannya menciptakan ekosistem konstruksi BUMN yang lebih ramping namun kuat.

Sumber: