Bupati Kuansing Suhardiman Amby Desak Pemerintah Pusat Tetapkan Kuansing Jadi KSPN

Kamis 21-08-2025,08:00 WIB
Reporter : Sigit Nugroho
Editor : Sigit Nugroho

RIAU, DISWAY.ID - Bupati Kuantan Singingi (Kuansing), Suhardiman Amby, melontarkan desakan serius kepada pemerintah pusat agar daerahnya segera ditetapkan sebagai Kawasan Strategis Pariwisata Nasional (KSPN). Hal ini ia sampaikan bersamaan dengan permintaan bantuan pembangunan infrastruktur berupa tribun permanen di Tepian Narosa, tepi Sungai Kuantan. Harapan tersebut diutarakan Suhardiman saat membuka Festival Pacu Jalur di Taman Jalur, Teluk Kuantan, Rabu (20/8/2025).

Siapa yang Terlibat dalam Usulan Ini?

Acara pembukaan Festival Pacu Jalur dihadiri sejumlah tokoh penting, antara lain Juru Bicara Presiden Hasan Hasby, Menteri Pariwisata Widiyanti Putri Wardhana, Menteri Kebudayaan Fadlizon, Gubernur Riau Abdul Wahid, hingga duta besar negara sahabat. Di hadapan para pejabat tinggi itu, Suhardiman menyampaikan urgensi pembangunan pariwisata Kuansing secara terintegrasi.

Apa Permintaan Bupati Kuansing?

Suhardiman menegaskan bahwa Sungai Kuantan bukan sekadar arena lomba perahu tradisional, tetapi simbol semangat pembangunan daerah. Ia menekankan pentingnya dukungan pemerintah pusat dalam pembangunan infrastruktur, terutama pembangunan tribun permanen di sisi kanan Sungai Kuantan serta kawasan penunjang lain di sepanjang tepi sungai. Menurutnya, anggaran daerah saja tidak akan cukup untuk membiayai proyek sebesar ini.

Mengapa Status KSPN Sangat Penting?

Bupati Kuansing menyoroti urgensi penetapan status KSPN karena hal ini akan membuka peluang besar bagi pembangunan pariwisata terintegrasi. Dengan status tersebut, Kuansing dapat mengembangkan potensi wisata alam dan budaya sekaligus. Ia menyebutkan integrasi antara tradisi Pacu Jalur, rumah adat, kawasan lindung Bukit Betabuh, hingga Taman Nasional Rimbang Baling yang memiliki 43 air terjun dan bukit piramid eksotis. Menurutnya, dengan KSPN, Kuansing bisa menjadi pintu masuk pariwisata yang menghubungkan provinsi tetangga seperti Sumatera Barat, Dharmasraya, dan Jambi.

Kapan dan Bagaimana Pacu Jalur Jadi Ikon Kuansing?

Pacu Jalur bukan tradisi baru bagi masyarakat Kuansing. Festival ini sudah berusia 125 tahun, berakar sejak abad ke-17 saat jalur digunakan sebagai transportasi hasil bumi antar kampung. Seiring perkembangan, tradisi ini menjelma menjadi perlombaan bergengsi yang sarat nilai budaya Melayu Kuansing. Jalur dibuat melalui ritual adat, mulai dari penebangan kayu dengan doa, hingga upacara tepuk tepung tawar yang dipimpin Ninik Mamak. Tradisi ini bukan sekadar olahraga, melainkan simbol kebersamaan dan identitas masyarakat Kuansing.

Bagaimana Harapan Kuansing ke Depan?

Suhardiman optimistis, jika pemerintah pusat memberikan dukungan penuh, Kuansing akan tumbuh sebagai destinasi wisata nasional yang berdaya saing. Ia percaya, dengan alokasi anggaran maksimal dan status KSPN, Kuansing tidak hanya menjadi pusat festival Pacu Jalur, tetapi juga magnet wisata budaya dan alam yang mampu menarik wisatawan domestik maupun mancanegara. “Sungai Kuantan mengajarkan kita air mengalir yang tak pernah berhenti, begitulah pembangunan kita, jalan terus, semangatnya tak boleh padam,” ucap Suhardiman.

Festival Pacu Jalur tahun ini menjadi momentum penting bagi Bupati Kuansing untuk menegaskan visi pembangunan daerah berbasis pariwisata. Dukungan pemerintah pusat menjadi kunci agar Kuansing bisa naik kelas menjadi KSPN dan memperkuat posisinya sebagai destinasi wisata unggulan di Sumatra. Dengan tradisi, budaya, dan keindahan alam yang khas, Kuansing dinilai layak mendapat perhatian lebih dari pusat. (*)

Kategori :