RIAU, DISWAY.ID - Siapa sangka pacu jalur, lomba mendayung perahu panjang khas Kuantan Singingi, Riau, punya sejarah panjang yang sarat makna? Dari permainan rakyat sederhana, tradisi ini kini menjelma menjadi festival budaya bergengsi yang setiap tahun menyedot ribuan penonton.
Apa Itu Pacu Jalur?
Pacu jalur merupakan perlombaan mendayung perahu panjang khas masyarakat Kuantan Singingi. Awalnya, tradisi ini hanya permainan rakyat antar-desa di tepian Sungai Kuantan. Sejarawan Riau, Profesor Suwardi MS, menuturkan pacu jalur bermula sebagai sarana hiburan sekaligus adu keterampilan mendayung warga.
Kapan Pacu Jalur Menjadi Tradisi Besar?
Tradisi ini mulai berkembang besar ketika Belanda menjadikannya bagian dari peringatan ulang tahun Ratu Wilhelmina. Perahu panjang berukuran belasan meter didayung dari mudik ke hilir, melintasi Lubuk Ambacang hingga Cerenti. Sejak itu, pacu jalur berubah menjadi agenda tahunan besar.
Bagaimana Pacu Jalur Bertransformasi Pasca-Kemerdekaan?
Setelah Indonesia merdeka, makna pacu jalur bergeser. Festival ini bukan lagi perayaan kolonial, melainkan ajang memeriahkan Hari Kemerdekaan Republik Indonesia. Pada 1980-an, pacu jalur bahkan mulai diresmikan sebagai event tingkat provinsi setelah Prof Suwardi menulis buku tentang sejarah dan tata upacaranya.
Mengapa Pacu Jalur Jadi Ikon Budaya Riau?
Kini, pacu jalur di Tepian Narosa, Kuantan Singingi, bukan sekadar perlombaan mendayung. Ia adalah simbol gotong royong, kebersamaan, dan identitas masyarakat Riau. Dari proses pembuatan perahu, latihan, hingga doa adat, semua dilakukan bersama-sama. Inilah yang membedakan pacu jalur dari olahraga lain.
Siapa yang Mendorong Pengakuan Pacu Jalur?
Prof Suwardi mengungkapkan bahwa pemerintah telah berupaya mendaftarkan pacu jalur sebagai Warisan Budaya Takbenda UNESCO. Meski belum ada kepastian, festival ini sudah diakui sebagai agenda pariwisata nasional yang memikat wisatawan mancanegara. Penampilan seni dan daya tarik perahu jalur membuat banyak turis asing penasaran dengan budaya Riau.
Apa Dampak Pacu Jalur bagi Masyarakat?
Selain menjaga tradisi, pacu jalur juga mendatangkan dampak ekonomi positif. Ribuan wisatawan setiap tahun membawa peluang usaha bagi masyarakat lokal. Bagi warga Kuantan Singingi, festival ini adalah kebanggaan yang memperkuat jati diri sekaligus membuka pintu pariwisata daerah ke kancah nasional.
Pacu Jalur, Ketahanan Budaya Riau
Pacu jalur bukan sekadar festival, melainkan saksi perjalanan panjang masyarakat Kuantan dari masa kolonial hingga era modern. Bagi Prof Suwardi, ketahanan tradisi ini menjadi bukti bahwa budaya Riau mampu beradaptasi dan tetap lestari. Ia berharap pacu jalur segera mendapat pengakuan lebih luas, baik di tingkat nasional maupun internasional. (*)