Proyek Gasifikasi di Nias Dorong Swasembada Energi dan Kurangi Emisi Karbon

Ilustrasi petugas PLN sedang melakukan inspeksi rutin pada sistem instalasi gas--
RIAU.DISWAY.ID - Proyek Gasifikasi di Nias kini menjadi sorotan, sebab langkah berani ini bukan hanya soal penyediaan listrik, melainkan upaya besar PLN mendukung swasembada energi nasional dan transisi menuju masa depan yang lebih bersih. Bagaimana dampaknya bagi ekonomi lokal dan lingkungan? Mari kita telusuri lebih jauh.
Proyek Gasifikasi di Nias: Komitmen Wujudkan swasembada energi
Proyek Gasifikasi di Nias resmi dimulai setelah PT PLN (Persero) melalui subholding PT PLN Energi Primer Indonesia (PLN EPI) menggelar peletakan batu pertama (groundbreaking) di Pembangkit Listrik Tenaga Mesin Gas (PLTMG) Nias pada Kamis, 3 Juli 2025.
Menurut laporan hari ini, 6 Juli 2025, langkah ini menjadi bukti nyata komitmen PLN mendukung visi Presiden Prabowo Subianto tentang swasembada energi, sekaligus memanfaatkan gas alam yang lebih efisien dan ramah lingkungan.
Direktur Jenderal Ketenagalistrikan Kementerian ESDM, Jisman P. Hutajulu, menyebut proyek Gasifikasi di Nias sebagai langkah strategis untuk memangkas ketergantungan pada impor BBM sekaligus memperkuat ketahanan energi nasional.
“Groundbreaking gasifikasi di PLTMG Nias bukan hanya untuk menghadirkan listrik yang andal dan terjangkau, tetapi juga memperkuat ekonomi lokal dan ketahanan energi nasional,” ujar Jisman, seperti dikutip Disway.id.
Investasi Energi Bersih Buka Peluang Ekonomi
PLN tak berhenti hanya di Nias. Jisman menegaskan, PLN menyiapkan enam klaster gasifikasi lain di berbagai wilayah, mencakup Sulawesi-Maluku, Nusa Tenggara, Papua Utara, Papua Selatan, dan Kalimantan.
Direktur Utama PLN, Darmawan Prasodjo, menyatakan bahwa Proyek Gasifikasi di Nias menjadi bukti bagaimana kolaborasi lintas sektor mampu mempercepat transisi energi nasional, sekaligus menciptakan lapangan kerja dan mendorong investasi.
“Melalui sinergi berbagai pihak, kami tidak hanya membangun infrastruktur gasifikasi, tetapi juga masa depan energi yang tangguh dan berkelanjutan. Proyek ini memberikan multiplier effect bagi masyarakat,” jelas Darmawan.
Ia menambahkan, dengan cadangan daya mencapai 20 megawatt (MW) atau sekitar 43% dari beban puncak, sistem kelistrikan Nias diyakini mampu menopang sektor perikanan, pariwisata, hingga UMKM.
“Gasifikasi ini berpotensi menghemat Rp72,4 miliar per tahun, bahkan bisa tembus Rp153 miliar saat beroperasi penuh. Efisiensi ini membuka ruang investasi baru dan mendukung konsumsi listrik Nias yang tumbuh 11 persen, tertinggi di Sumatra,” papar Darmawan.
Turunkan Emisi Karbon Hingga Puluhan Ribu Ton
Direktur Utama PLN EPI, Rakhmad Dewanto, menjelaskan bahwa Proyek Gasifikasi di Nias akan membangun tangki penyimpanan Liquefied Natural Gas (LNG) berkapasitas 3.000 meter kubik (m³), dengan kapasitas regasifikasi hingga 13 Million Standard Cubic Feet per Day (MMSCFD).
Infrastruktur ini menopang operasional PLTMG Nias yang saat ini berkapasitas 35 MW, dan direncanakan meningkat menjadi 59 MW.
“Proyek Gasifikasi di Nias berpotensi mengurangi emisi karbon hingga 30 persen, atau setara 29 ribu ton CO₂ per tahun pada tahap awal, bahkan hingga 47 ribu ton CO₂ ketika kapasitas penuh tercapai,” ungkap Rakhmad.
Ia berharap semua pihak mendukung agar Proyek Gasifikasi di Nias berjalan lancar dan memberikan manfaat nyata bagi lebih dari 150 ribu pelanggan di Nias.
Sumber: