Hutama Karya Perkuat Ekonomi Riau Lewat Jalan Tol dan Hilirisasi Industri

Gerbang Tol (Ilustrasi-Hutama Karya)--
RIAU.DISWAY.ID - Hutama Karya terus menunjukkan perannya dalam mendorong pertumbuhan ekonomi Riau. Bagaimana pembangunan jalan tol bisa mengubah wajah industri di provinsi ini dan mempercepat hilirisasi ekonomi berbasis sumber daya lokal?
Infrastruktur Jalan Tol Jadi Katalis Transformasi Ekonomi
Hutama Karya membuktikan bahwa pembangunan infrastruktur bukan sekadar urusan mobilitas. Dalam Seminar Nasional PII se-Riau yang digelar pada 28 Mei 2025 di Pekanbaru, Direktur Human Capital & Legal Hutama Karya, Muhammad Fauzan, menegaskan bahwa kehadiran Jalan Tol Trans Sumatera menjadi kunci utama transformasi ekonomi Riau.
Sebagai contoh nyata, Tol Pekanbaru–Dumai sepanjang 131 km berhasil memangkas waktu tempuh dari 6–7 jam menjadi hanya 2–3 jam. Menurut Fauzan, efisiensi ini berdampak besar terhadap penurunan biaya logistik dan percepatan distribusi produk perkebunan serta industri ke Pelabuhan Dumai.
“Revolusi sebuah daerah tidak dimulai dari pusat kota, tapi dari sambungan jalan, sambungan nilai, dan sambungan harapan,” ungkap Fauzan dalam paparannya.
Percepat Hilirisasi, Dorong Pertumbuhan Inklusif
Data BPS menunjukkan bahwa pada 2022 sektor industri pengolahan telah menyumbang Rp170 triliun terhadap PDRB Riau—mengungguli sektor pertanian. Namun, ketergantungan terhadap ekspor bahan mentah seperti crude palm oil (CPO) masih jadi tantangan.
Di sinilah peran strategis Hutama Karya melalui pembangunan jalan tol terasa signifikan. Fauzan menjelaskan bahwa konektivitas yang lebih baik akan membuka peluang hilirisasi—baik dari kelapa sawit ke biodiesel dan oleokimia, dari migas ke petrokimia, hingga kehutanan ke produk kayu olahan.
Rest Area UMKM dan Konektivitas Antarwilayah
Tidak berhenti di Tol Pekanbaru–Dumai, Hutama Karya juga mengoperasikan Tol Pekanbaru–Bangkinang sepanjang 40 km dan tengah membangun Tol Pekanbaru–Padang. Semua jalur ini membuka konektivitas antarwilayah dan mempercepat pergerakan bahan baku maupun produk akhir ke pasar nasional maupun internasional.
Di sepanjang Tol Pekanbaru–Dumai, Hutama Karya telah membangun 10 rest area dengan arsitektur Melayu. Fasilitas ini bukan hanya tempat istirahat, tapi juga pusat ekonomi mikro yang menampung ratusan pelaku UMKM lokal.
Dampak Sosial-Ekonomi: Masyarakat Makin Sejahtera
Seperti dilansir dalam laporan resmi hari ini, 4 Juni 2025, pembangunan jalan tol oleh Hutama Karya turut menciptakan efek berganda. Mobilitas barang dan orang meningkat pesat, distribusi hasil perkebunan lebih efisien, dan masyarakat desa kini lebih mudah menjangkau layanan pendidikan dan kesehatan di kota.
Tak hanya itu, kawasan di sekitar pintu tol dan rest area berkembang menjadi pusat ekonomi baru. Warung, SPBU, logistik, hingga destinasi wisata lokal mulai bermunculan, ikut menggerakkan roda ekonomi di daerah.
“Kami ingin memastikan bahwa setiap kilometer jalan yang dibangun membawa manfaat langsung bagi masyarakat sekitar,” tegas Fauzan.
Penguatan SDM Jadi Fokus Berkelanjutan
Hutama Karya juga menempatkan sumber daya manusia (SDM) sebagai pilar utama pembangunan berkelanjutan. Melalui Divisi Human Capital, perusahaan ini aktif menyelenggarakan pelatihan dan sertifikasi untuk insinyur lokal, serta menerapkan teknologi terkini seperti Building Information Modelling (BIM).
Kolaborasi dengan Persatuan Insinyur Indonesia (PII) dan institusi pendidikan juga terus diperkuat melalui program magang dan pengembangan kapasitas lokal. Fauzan menegaskan pentingnya membentuk SDM yang mampu naik kelas menjadi pelaku utama, bukan sekadar penonton.
Komitmen Terhadap Lingkungan dan Pemberdayaan Lokal
Selain pembangunan infrastruktur, Hutama Karya juga menjalankan program Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan (TJSL). Fokus utamanya mencakup pendidikan, pemberdayaan ekonomi, dan pelestarian budaya lokal. Seluruh inisiatif ini diarahkan untuk mendukung transformasi Riau menjadi provinsi industri yang kompetitif secara nasional dan global.
Sumber: