Cegah Karhutla 2025 di Riau, BMKG Modifikasi Cuaca hingga 7 Mei 2025

Cegah Karhutla 2025 di Riau, BMKG Modifikasi Cuaca hingga 7 Mei 2025

Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) melaksanakan operasi modifikasi cuaca (OMC) sejak 1-7 Mei 2025 di Provinsi Riau.--Unsplash

RIAU, DISWAY.ID - Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) melaksanakan operasi modifikasi cuaca (OMC) sejak 1-7 Mei 2025 di Provinsi Riau.

Modifikasi cuaca di Riau dilakukan untuk mencegah potensi kebakaran hutan dan lahan (karhutla). Sebab, kawasan gambut di Riau tergolong rawan kebakaran memasuki musim kemarau.

Kepala BMKG Dwikorita Karnawati menjelaskan operasi modifikasi cuaca di Riau bertujuan mempercepat turunnya hujan sehingga membasahi dan menjaga kelembapan lahan gambut yang sangat mudah terbakar dan sulit dipadamkan jika mengering.

BACA JUGA:Perkembangan Talenta Muda Bola Basket Indonesia Tuai Pujian Dari Ketua Umum PERBASI

BACA JUGA:Kronologi Remaja di Pekanbaru Tewas Ditembak saat Berkelahi Bareng Teman

“Bahkan tanpa aktivitas pembakaran, lahan gambut tetap berpotensi terbakar karena angin kencang dan gesekan ranting saat musim kemarau. Karena itu, mitigasi harus dilakukan sebelum munculnya api,” kata Dwikorita dalam siaran pers pada Selasa, 6 Mei 2025.

Dwikorita sebelumnya mengatakan awal musim kemarau 2025 terjadi secara bertahap mulai akhir April hingga Juni di sebagian besar wilayah.

Sedangkan, puncak musim kemarau 2025 di Indonesia diperkirakan terjadi pada Juni hingga Agustus 2025.

Berdasarkan analisis BMKG, Provinsi Riau berpotensi mengalami dua kali musim kemarau.

Faktor ini terjadi secara alamiah. Musim kemarau di Riau diprediksi terjadi pada Februari-Maret 2025 dan Mei-Agustus 2025 yang diperkirakan menjadi puncak kemarau.

BACA JUGA:BTN Dukung Pembiayaan Rumah Bagi Karyawan Industri Media

"Kondisi ini menyebabkan provinsi ini lebih sering mengalami hotspot dibanding wilayah lain. Bahkan meski tanpa pembakaran, potensi kebakaran tetap ada karena faktor angin dan gesekan ranting," kata Dwikorita dikutip situs resmi BMKG pada Minggu, 4 Mei 2025.

"Maka prediksi berbasis data sangat penting untuk mitigasi," imbuhnya.

Hingga 4 Mei 2025, sebanyak 3,2 ton garam (NaCl) telah disemai dalam empat sorti penyemaian.

Sumber: