Sekolah Rakyat: Mensejajarkan Mimpi Anak Bangsa

Sekolah Rakyat - Ilustrasi by Dhimas Hudi - --
Presiden Prabowo Subianto mewujudkan janjinya. Sekolah Rakyat 2025 jadi program prioritas nasional. Tujuannya memutus rantai ketimpangan pendidikan dengan menyediakan akses gratis, berkualitas, dan merata bagi anak-anak Indonesia.
RIAU, DISWAY.ID - Presiden Prabowo Subianto meluncurkan Program Sekolah Rakyat sebagai langkah monumental membangun ekosistem pendidikan inklusif, modern, dan merata di seluruh Indonesia. Program ini menargetkan anak dari keluarga miskin dan miskin ekstrem (desil 1-2) dengan konsep pendidikan gratis berasrama dari jenjang SD hingga SMA.
pendidikan gratis dengan Fasilitas Setara Sekolah Elite
Menurut Menteri Sosial Saifullah Yusuf, pemerintah mengalokasikan Rp1,1 triliun dari APBN 2025 untuk 159 sekolah rintisan. Dana tersebut digunakan untuk menyediakan laptop pribadi, seragam lengkap, akomodasi asrama, makanan bergizi, layanan kesehatan gratis, hingga tes DNA talenta berbasis AI untuk lebih dari 15.000 siswa.
"Ini bentuk konkret dari upaya Presiden memuliakan orang miskin dan mempersiapkan mereka berperan dalam Indonesia Emas 2045," kata Gus Ipul.
Keunggulan dan Fasilitas Sekolah Rakyat
Sekolah Rakyat menawarkan fasilitas modern seperti laboratorium digital, perpustakaan lengkap, lapangan olahraga, ruang kelas ber-AC, klinik kesehatan, hingga bioskop mini. Kurikulumnya fokus pada STEM, kewirausahaan, coding, cybersecurity, dan data science. Siswa berprestasi berpeluang mendapat beasiswa ke perguruan tinggi ternama.
Kepala Sekolah Rakyat MA 10 Pusdiklatbangprov, Ratu Mulyanengsih, menjelaskan sistem asrama membantu membentuk karakter dan kedisiplinan siswa. “Meski ada tantangan adaptasi awal, semua butuh proses,” ujarnya.
Kurikulum Fleksibel dan Penerimaan Berbasis Kesejahteraan
Penerimaan siswa tidak berdasarkan nilai akademik, melainkan kondisi ekonomi yang diverifikasi melalui Data Terpadu Kesejahteraan Sosial (DTKS). Kurikulum mengacu pada Kurikulum Nasional dengan pendekatan inovatif seperti pembelajaran berbasis empati, deep learning, dan praktik lapangan.
Pengamat pendidikan Jejen Musfah menyebut Sekolah Rakyat sebagai terobosan anti-mainstream yang membalikkan logika pendidikan. “Program ini menjadi momentum bagi siswa yang jauh dari kata privilege,” ujarnya.
Dukungan Infrastruktur dan Konektivitas Digital
Kementerian PUPR membangun infrastruktur sekolah dengan standar keselamatan dan lokasi aman bencana, melibatkan tenaga kerja lokal untuk mendorong ekonomi setempat. Sementara itu, Kementerian Komunikasi Digital menyediakan internet berkecepatan hingga 200 Mbps untuk mendukung Learning Content Management System (LCMS) dan pembelajaran digital.
Tenaga Ahli Menteri Sosial, Andy Kurniawan, menegaskan konektivitas ini menjadi jembatan inklusi digital bagi siswa dari keluarga miskin.
Sinergi Lintas Sektor untuk Keberhasilan Program
Berdasarkan Inpres Nomor 8 Tahun 2025, sebanyak 53 Sekolah Rakyat siap beroperasi sejak Juli 2025. Sekretaris Jenderal Kemendagri, Tomsi Tohir, menekankan pentingnya sinergi pemerintah pusat, daerah, dan partisipasi masyarakat dalam pengelolaan sekolah.
Psikolog anak Arifin Kristanto menilai Sekolah Rakyat juga menjadi ruang aman untuk mendukung kesehatan mental siswa. Rutinitas terstruktur, dukungan guru, dan lingkungan positif dinilai membantu mengikis stigma sosial serta membentuk kepercayaan diri anak.
Investasi Masa Depan Menuju Indonesia Emas 2045
Sekolah Rakyat bukan hanya memberi akses pendidikan, tetapi juga membentuk generasi berkarakter, cerdas, dan terampil. Program ini diharapkan menjadi pondasi kuat bagi Indonesia untuk mencapai visi Indonesia Emas 2045, sekaligus membuktikan bahwa pendidikan berkualitas adalah hak setiap anak tanpa terkecuali. (Baca selengkapnya berita ini di DISWAY.ID)
Sumber: