Peningkatan Deteksi dan Diagnosa Cepat
Pemerintah memperluas layanan cek kesehatan gratis (CKG) dan memperkuat peran kader kesehatan di komunitas. Metode yang digunakan skrining dan deteksi dini yang akurat dan lebih terjangkau. Ini telah menjangkau jutaan masyarakat di berbagai wilayah. Khususnya wilayah dengan angka kejadian tinggi.
Pengobatan yang Terjangkau dan Efektif
Program pengobatan TBC menggunakan obat dengan durasi lebih singkat. Sehingga pasien lebih mudah menyelesaikan pengobatan dalam waktu sekitar 6 bulan. Hal ini memaksimalkan tingkat keberhasilan. Pemerintah menetapkan target keberhasilan pengobatan di atas 80%.
Peran Pemerintah Daerah yang Optimal
Pemerintah daerah didorong untuk menyesuaikan perencanaan dan anggarannya guna mengatasi TBC secara local. Target penurunan kasus hingga 50% dalam 5 tahun ke depan.
Pemberdayaan Komunitas dan Kolaborasi Multi-Sektor
Melibatkan masyarakat untuk menggerakkan gerakan nasional. Seperti "Gerakan Indonesia Akhiri Tuberkulosis dengan Komitmen dan Aksi Nyata" (GIATKAN) untuk menyatukan upaya antar lembaga pemerintah, sektor swasta, dan organisasi masyarakat sipil.
Pengendalian Faktor Risiko dan Pencegahan
Pemerintah aktif melakukan pencegahan dengan meningkatkan kesadaran, memperbaiki kondisi hidup, serta pemeriksaan kontak pasien. Target pencegahan menyentuh populasi rentan dan kontak terdekat dengan pasien aktif.
Monitoring dan Evaluasi
Target Quick Win Turunkan kasus 50% dalam 5 tahun. Hingga Mei 2025, notifikasi kasus mencapai 66.797, dengan pengobatan 45.796. Efisiensi anggaran melalui Inpres 1/2025 memastikan transparansi.
Dengan program resmi yang didukung anggaran memadai dan implementasi yang semakin sistematis, Indonesia menargetkan untuk:
- Mencapai lebih dari 90% deteksi kasus TBC pada tahun 2025.
- Melanjutkan pengobatan dan penyembuhan dengan tingkat keberhasilan melebihi 80%.
- Mengurangi angka kematian akibat TBC secara signifikan.
Strategi Inovatif dan Kolaboratif
Implementasi program penanganan TBC 2025 di bawah komando Prabowo ditekankan pada enam strategi utama dari Perpres 67/2021. Hal ini diperkuat dengan elemen Quick Win.
Pendekatannya secara holistik. Melibatkan pusat hingga daerah. Selain itu, berbasis teknologi untuk hasil cepat.
Implementasi ini mendapat support internasional. Seperti WHO. Di tingkat daerah, gubernur dan bupati diberi tanggung jawab. Termasuk alokasi dana desa untuk TBC.