Adu Hebat Hafiz Riau! Lomba Hafalan 100 Hadis Bersanad di MTQ Ke-43 Bikin Deg-degan

Adu Hebat Hafiz Riau! Lomba Hafalan 100 Hadis Bersanad di MTQ Ke-43 Bikin Deg-degan

MTQ Riau (Mediacenter.riau) 1--

RIAU.DISWAY.ID - Hafalan 100 Hadis Bersanad di MTQ Ke-43 Provinsi Riau bikin penasaran, kan? Gimana gak, lomba ini bukan cuma soal hafalan, tapi juga ketelitian nyambungin sanad satu per satu. Bayangkan, setiap peserta harus hafal matan hadis dan menyebut urutan nama perawi hadis tanpa boleh keliru! Inilah yang bikin perlombaan Hafalan 100 Hadis Bersanad di MTQ Ke-43 tingkat Provinsi Riau jadi sorotan, Minggu (29/6/2025).

Lomba Hafalan Hadis, Bukan Cuma Hafal Teks Biasa

Digelar di Masjid Jamik Kelapapati Laut, Bengkalis, sebanyak 12 peserta dari 12 kabupaten/kota di Provinsi Riau tampil all out demi gelar terbaik. Terdiri dari 6 putra dan 6 putri, mereka harus beradu cepat, tepat, dan tentu saja akurat saat menjawab pertanyaan dewan hakim.

“Perlombaan ini menuntut konsentrasi penuh. Peserta tidak hanya hafal matan, tapi juga harus memahami dan mampu menyusun rangkaian sanad dengan tepat,” tegas salah satu dewan hakim saat ditemui di lokasi lomba.

Dewan Hakim Berpengalaman Bikin Atmosfer Makin Tegang

Gak main-main, para dewan hakim di cabang ini merupakan para ahli di bidang hadis dan tahfiz. Ada H Dendeng Agus sebagai ketua, lalu H Ahmad Mas’ari, Dr H Zul Ikromi, dan Helmi Kamil Candra yang menguasai tahfiz. Untuk aspek tajwid, hadir Dr Faisal, Mawardi Zakaria, dan Amri. Sedangkan yang bertugas memastikan kefasihan (fashahah) peserta adalah Nixson Husen, Dr H Akmal Munir, dan Dr Adynata.

Selain itu, Rubi Yanti dipercaya sebagai panitera, Ichsan Putra Pratama menjadi penghubung, dan Mitri Hirdamela bertanggung jawab atas sektor IT agar lomba berjalan lancar tanpa hambatan teknis.

Hafalan Hadis Bersanad, Warisan Ilmu yang Harus Dijaga

Lomba **Hafalan 100 Hadis Bersanad di MTQ Ke-43 Provinsi Riau** bukan cuma sekadar ajang kompetisi hafalan biasa. Lebih dari itu, lomba ini menunjukkan keuletan peserta dalam merawat tradisi keilmuan Islam yang sangat berakar pada sanad. Sanad menjadi bukti autentik bahwa ilmu agama Islam disampaikan secara bersambung dari generasi ke generasi. Inilah yang bikin cabang lomba ini terasa sangat sakral sekaligus menegangkan.

“Ini bukan hanya soal hafalan teks. Peserta mesti paham siapa saja periwayat hadis dan bagaimana rantai sanad tersambung hingga ke Rasulullah SAW. Itulah yang membuat lomba ini punya nilai luar biasa,” tutur Dr H Zul Ikromi, salah satu dewan hakim.

Semangat Generasi Muda Riau Membanggakan

Antusias peserta dan para penonton menjadi bukti bahwa kecintaan masyarakat Riau terhadap Al-Qur’an dan hadis begitu besar. Ajang seperti ini tidak hanya mengasah kemampuan hafalan, tapi juga menjadi ruang untuk melestarikan keilmuan Islam di tengah generasi muda.

Melihat semangat para hafiz dan hafizah muda, optimisme tumbuh bahwa Riau tak hanya kaya sumber daya alam, tapi juga memiliki generasi tangguh penjaga warisan keilmuan agama.

“Semoga MTQ ini melahirkan generasi Qurani yang mencintai Al-Qur’an dan hadis, serta menjadi kebanggaan Riau,” tutup Dr Akmal Munir penuh harap. (*)

Sumber: