RIAU, DISWAY.ID - Badan Kontak Majelis Taklim (BKMT) Riau merayakan milad ke-27 dengan semangat memperkuat peran majelis taklim sebagai pusat pemberdayaan umat. Dari awalnya hanya ruang pengajian ibu-ibu, kini BKMT berkembang menjadi wadah yang mendorong penguatan ekonomi, sosial, hingga pelestarian budaya Melayu yang religius.
Sekretaris Daerah Provinsi (Sekdaprov) Riau, Syahrial Abdi, menekankan bahwa majelis taklim bisa menjadi motor ekonomi masyarakat. Ia menyebut BKMT berpeluang besar mengembangkan kewirausahaan, UMKM berbasis majelis, koperasi perempuan, hingga produk halal yang berdaya saing.
“Dengan langkah itu, majelis taklim dapat menghidupkan ekonomi keluarga sekaligus memberi manfaat dunia dan akhirat,” ujar Syahrial dalam acara milad di Balai Serindit, Pekanbaru, Minggu (21/9/2025).
Ia menjelaskan, pemerintah telah menyalurkan dana besar ke desa-desa melalui koperasi dan alokasi dana desa. Rata-rata, setiap desa mengelola dana Rp5 hingga Rp10 miliar. Syahrial mengingatkan pentingnya prinsip adat Melayu, yakni adat bersendikan syarak, syarak bersendikan Kitabullah, agar nilai-nilai budaya tetap terjaga di tengah arus globalisasi.
Ketua PP BKMT, Syifa Fauziah, menilai milad ke-27 ini menjadi refleksi perjalanan panjang BKMT. Menurutnya, setiap daerah harus membuktikan manfaat majelis taklim bagi masyarakat. “Visi kita meningkatkan kualitas umat lewat pembelajaran majelis taklim dan kegiatan yang bermanfaat,” ujarnya.
Syifa menegaskan BKMT harus menjadi solusi bagi berbagai persoalan bangsa. Ia berharap organisasi ini terus melahirkan program berkualitas, terutama untuk pemberdayaan masyarakat di Riau. “BKMT harus bekerja, berperan, dan memberi manfaat, bukan hanya untuk internal organisasi tetapi juga masyarakat luas,” tambahnya.
Sementara itu, Ketua PW BKMT Riau, Septina Primawati, menyampaikan apresiasi atas dukungan Pemprov Riau dan kehadiran Ketua PP BKMT. Menurutnya, hal ini memberikan semangat besar bagi pengurus daerah. Pada perayaan tahun ini, BKMT Riau juga meluncurkan e-book sebagai upaya digitalisasi majelis taklim.
“Dengan e-book, buku-buku majelis taklim bisa diakses masyarakat luas. Majelis taklim kini bukan hanya tempat mengaji, tapi juga ruang pembelajaran lintas generasi,” tutur Septina.
Digitalisasi Majelis Taklim
Inovasi e-book menjadi terobosan baru BKMT dalam menjawab tantangan era digital. Langkah ini menegaskan bahwa majelis taklim tidak hanya berfungsi sebagai ruang kajian agama, tetapi juga pusat literasi dan pembelajaran yang relevan dengan perkembangan zaman. (*)