Pemprov Riau Targetkan Rehabilitasi 4.200 Hektare Mangrove di 2025

Pemprov Riau Targetkan Rehabilitasi 4.200 Hektare Mangrove di 2025

Pemprov Riau targetkan rehabilitasi 4.200 hektare mangrove pada 2025 melalui Program M4CR - ANTARA ---

RIAU, DISWAY.ID – Pemerintah Provinsi Riau menargetkan untuk merehabilitasi seluas 4.200 hektare hutan mangrove pada 2025 melalui Program Mangroves for Coastal Resilience (M4CR). Program ini akan diperluas ke lima kabupaten dari yang sebelumnya hanya terfokus di Kabupaten Indragiri Hilir (Inhil).

Siapa yang Memimpin Program Ini?

Penjabat (Pj) Sekretaris Daerah (Sekda) Provinsi Riau, M. Job Kurniawan, memimpin rapat koordinasi percepatan program rehabilitasi mangrove yang digelar di Pekanbaru, Jumat (18/7/2025). Dalam kesempatan itu, ia mengungkapkan keberhasilan program di tahun 2024 sekaligus rencana ekspansi tahun berikutnya.

Apa yang Sudah Dicapai di Tahun 2024?

Rehabilitasi mangrove di Kabupaten Inhil pada 2024 berhasil mencakup area seluas 1.683 hektare. Program ini juga menyerap lebih dari 1.100 tenaga kerja lokal dan menghasilkan penanaman lebih dari 5,3 juta batang mangrove. Capaian ini menjadi fondasi kuat untuk perluasan program pada tahun berikutnya.

Wilayah Mana Saja yang Akan Diperluas?

Pada 2025, kegiatan rehabilitasi akan menjangkau lima kabupaten, yaitu Indragiri Hilir, Pelalawan, Kepulauan Meranti, Bengkalis, dan Rokan Hilir. “Total target luasan mencapai lebih dari 4.200 hektare,” jelas Job Kurniawan dalam rapat koordinasi.

Mengapa Program Ini Penting?

Menurut Job, rehabilitasi hutan mangrove bukan hanya soal pelestarian lingkungan, tetapi juga berkontribusi langsung pada kesejahteraan masyarakat pesisir. “Kegiatan ini telah meningkatkan pengelolaan hutan mangrove dan mata pencaharian masyarakat di Inhil,” ujarnya. Program ini turut membangun jaringan pelatihan teknis, sekolah lapangan, dan peningkatan kapasitas masyarakat lokal.

Bagaimana Keterlibatan Lintas Sektor?

Program M4CR melibatkan kolaborasi banyak pihak, mulai dari pemerintah pusat, pemerintah daerah, masyarakat, akademisi, pendamping teknis, hingga penggiat lingkungan. Bahkan, edukasi mengenai rehabilitasi mangrove kini telah masuk dalam Kurikulum Merdeka Belajar di sejumlah sekolah.

Apa Saja Tantangan yang Dihadapi?

Meski banyak pencapaian, Job mengakui masih terdapat sejumlah kendala. Salah satunya adalah kondisi lahan yang tidak optimal untuk penanaman mangrove karena biofisik lahan yang selalu tergenang air. Selain itu, masih ada beberapa desa potensial yang belum terjangkau karena proses identifikasi dan verifikasi yang belum selesai.

Apa Harapan dari Program Ini?

Dalam penutupnya, Job Kurniawan berharap program M4CR tidak hanya berdampak pada lingkungan, tetapi juga memberi manfaat nyata bagi masyarakat. “Kami ingin memastikan bahwa rehabilitasi mangrove membawa manfaat nyata, baik dari sisi perlindungan wilayah, peningkatan produktivitas lahan, hingga penciptaan peluang ekonomi hijau,” ujarnya.

Pemprov Riau menyambut baik pendekatan partisipatif dalam program ini. Keterlibatan fasilitator desa hingga edukasi melalui modul tematik di sekolah dinilai sebagai langkah penting untuk menjamin keberlanjutan program dalam jangka panjang.

Rehabilitasi mangrove di Riau bukan sekadar program lingkungan, melainkan upaya komprehensif untuk membangun ketahanan wilayah pesisir dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Dengan target ambisius 4.200 hektare pada 2025 dan pendekatan lintas sektor, Pemprov Riau berharap bisa menjadi contoh sukses program pelestarian berbasis komunitas di Indonesia. (*)

Sumber: