Kenaikan IPH Terjadi di 14 Provinsi, Ini Daftar Daerah Paling Terdampak

Ilustrasi - Grafik Kenaikan IPH Terjadi di 14 Provinsi (Copilot)--
RIAU.DISWAY.ID - Kenaikan IPH kembali mencuat di pertengahan Juni 2025. Apa saja daerah yang mengalami lonjakan paling tinggi, dan komoditas apa yang jadi penyebabnya?
Kenaikan IPH atau Indeks Perkembangan Harga terjadi di 14 provinsi selama minggu kedua Juni 2025, menurut laporan Badan Pusat Statistik (BPS) seperti dikutip dari Rakor Pengendalian Inflasi yang disiarkan Kemendagri pada Senin (16/6/2025). Satu provinsi tercatat stabil, sementara 23 provinsi lainnya mengalami penurunan dibandingkan bulan sebelumnya.
Beras dan Ayam Jadi Biang Kenaikan IPH
Deputi Statistik Bidang Distribusi dan Jasa BPS, Pudji Ismartini, menyebutkan bahwa dua komoditas utama penyumbang kenaikan IPH adalah beras dan daging ayam ras. Kenaikan ini paling menonjol di tiga wilayah, yakni Sulawesi Tenggara, Sulawesi Barat, dan Sulawesi Tengah.
Secara nasional, jumlah kabupaten/kota yang mencatatkan penurunan IPH masih lebih banyak dibanding yang mengalami kenaikan. Namun, sejumlah daerah tetap mengalami lonjakan cukup tajam.
Daftar Daerah dengan Kenaikan IPH Tertinggi
Berikut 10 kabupaten/kota dengan kenaikan IPH tertinggi di minggu kedua Juni 2025:
- Kabupaten Donggala, Sulawesi Tengah: +3,57%
- Kabupaten Poso, Sulawesi Tengah: +3,50%
- Kabupaten Aceh Barat Daya, Aceh: +3,48%
- Kabupaten Aceh Utara, Aceh: +3,28%
- Kabupaten Lamongan, Jawa Timur: +3,20%
- Kabupaten Bombana, Sulawesi Tenggara: +2,96%
- Kabupaten Minahasa Tenggara, Sulawesi Utara: +2,81%
- Kabupaten Manokwari Selatan, Papua Barat Daya: +2,42%
- Kabupaten Barru, Sulawesi Selatan: +2,36%
- Kabupaten Ogan Ilir, Sumatera Selatan: +2,34%
Wilayah dengan Penurunan IPH Terdalam
Sementara itu, penurunan IPH terdalam terjadi di Kabupaten Tapanuli Selatan, Sumatera Utara, dengan angka minus 6,80 persen. Disusul Kabupaten Kupang, Nusa Tenggara Timur, dengan penurunan sebesar minus 5,44 persen.
Komoditas Penyumbang IPH Berdasarkan Wilayah
Pudji menjelaskan, komoditas penyumbang kenaikan IPH berbeda-beda di tiap wilayah. Di Pulau Sumatra, daging ayam ras dan daging sapi menjadi faktor utama. Sedangkan di Pulau Jawa, cabai merah, cabai rawit, dan ayam ras mendominasi.
“Untuk wilayah di luar Sumatra dan Jawa, beras dan ayam ras tetap jadi penyumbang utama IPH,” tambahnya.
IPH Harus Jadi Alarm Pengendalian Inflasi
Pudji berharap, data kenaikan IPH ini bisa menjadi alarm dini bagi pemerintah daerah untuk melakukan intervensi harga. Tujuannya, agar tidak memicu inflasi lebih dalam di wilayah masing-masing. (*)
Sumber: