Tragedi di Perairan Strategis: Badai Tak Terduga Hantam Kapal Nelayan dan Kapal Kargo!
RIAU, DISWAY.ID – Horor tak terhindarkan terjadi di Selat Malaka. Perairan yang dikenal sebagai jalur maritim strategis internasional ini kembali menunjukkan keganasannya. Gelombang tinggi ekstrem dan badai tak terduga menghantam kawasan tersebut secara brutal, mengakibatkan dua unit kapal karam secara tragis dalam insiden yang hampir bersamaan.
Insiden mengerikan ini dikonfirmasi langsung oleh Kapten RB 218 SAR Dumai, Leni Tadika. Beruntung, ada kabar baik di tengah tragedi. Operasi evakuasi dramatis yang melibatkan Unit SAR Dumai, Riau, bekerja sama dengan TNI Angkatan Laut, berhasil menyelamatkan total tujuh nyawa yang sudah di ambang keputusasaan.
"Benar, ada dua kejadian kapal karam karena gelombang tinggi. Korban yang kita evakuasi berjumlah total tujuh orang, terdiri dari satu korban kapal nelayan dan enam korban dari kapal kargo," ujar Leni melalui sambungan telepon pada Kamis (27/11/2025).
Meskipun kecelakaan laut tersebut terjadi di wilayah perairan Belawan, Provinsi Sumatera Utara, kecepatan dan koordinasi tim dari Dumai berperan vital dalam proses penyelamatan dan evakuasi.
Kisah Heroik: Nelayan Berjuang Tiga Hari di Tengah Laut Lepas
Kisah paling memilukan datang dari satu-satunya korban kapal nelayan yang berhasil ditemukan. Korban naas tersebut ditemukan dalam kondisi kritis, terombang-ambing di tengah laut lepas selama tiga hari penuh usai kapalnya dihantam amukan badai. Bayangkan kengerian bertahan hidup tanpa kepastian selama 72 jam di lautan ganas!
Sayangnya, identitas dan jumlah pasti kru kapal nelayan lainnya hingga kini masih menjadi misteri. Kapal Delta Amazon, sebuah kapal yang sedang berlayar dalam rute panjang dari Singapura menuju Oman, menjadi penyelamat heroik yang menemukan nelayan malang itu.
Tak berselang lama, di lokasi yang hampir bersamaan, tragedi kedua terjadi. Sebuah kapal kargo yang penuh dengan muatan ikan segar dalam perjalanan dari Belawan menuju Malaysia, juga takluk dihantam gelombang Selat Malaka. Kapal tersebut karam, meninggalkan enam kru terapung-apung tanpa daya, berjuang melawan ombak yang brutal.
Keenam kru kapal kargo tersebut ditemukan dalam kondisi memprihatinkan oleh Kapal LNG Saturn. Menariknya, LNG Saturn ternyata juga sedang melintasi rute yang sama dengan kapal penyelamat pertama, yaitu dari Singapura menuju Oman. Kebetulan yang terjadi di tengah lautan luas ini membuktikan peran penting solidaritas maritim internasional dalam operasi penyelamatan ini.
Reaksi Cepat Tim Gabungan SAR dan TNI AL
Mendapat informasi krusial mengenai adanya korban yang terdampar, Unit SAR Dumai dan TNI AL Dumai langsung bergerak cepat. Tim gabungan segera meluncur ke titik koordinat penemuan dan melakukan evakuasi para korban. Mereka menjemput para penyintas dari Kapal Delta Amazon dan Kapal LNG Saturn pada Rabu (26/11/2025).
"Para korban kita evakuasi dari kedua kapal yang menemukan mereka, dan kita bawa ke Unit SAR Dumai," jelas Leni, menjelaskan prosedur penyelamatan yang dilakukan timnya.
Setibanya di markas SAR Dumai, ketujuh korban langsung menjalani pemeriksaan kesehatan intensif. Tim medis yang terdiri dari profesional Lanal Dumai dan Kantor Kesehatan Pelabuhan (KKP) mendapati kondisi para korban sangat bervariasi. Beberapa menderita luka-luka fisik, sementara yang lain mengalami trauma mendalam akibat pengalaman buruk berada di tengah laut selama berhari-hari.
Proses penanganan korban selamat ini menjadi prioritas utama. Penyelamatan yang sukses ini tidak hanya mengakhiri penderitaan fisik, tetapi juga memulai fase pemulihan trauma psikologis yang mereka alami. Berkat kesigapan tim gabungan dan kapal-kapal asing, tujuh keluarga kini bisa bernapas lega.
Nasib Korban dan Pengawasan Intensif
Saat ini, ketujuh korban selamat berada dalam pengawasan ketat Unit SAR Dumai. Mereka menerima perawatan dan dukungan yang dibutuhkan sembari menunggu proses penjemputan resmi dari pihak agen kapal masing-masing.
"Saat ini, ketujuh korban yang selamat berada dalam pengawasan Unit SAR Dumai, menunggu penjemputan resmi dari pihak agen kapal masing-masing," tandas Leni, menggarisbawahi langkah prosedural selanjutnya.
Insiden ganda ini menjadi peringatan keras bagi semua pelaut yang melintasi Selat Malaka. Kondisi cuaca yang ekstrem dan tak terduga menuntut kewaspadaan tertinggi. Keberhasilan operasi penyelamatan ini merupakan bukti efektivitas koordinasi antar lembaga, terutama Unit SAR Dumai, TNI AL, serta kerjasama internasional dengan kapal-kapal niaga yang melintas. Meskipun tujuh nyawa berhasil diselamatkan, misteri nasib kru kapal nelayan lainnya masih menggantung, menuntut perhatian lebih lanjut dari otoritas berwenang. - Abdullah Sani -