Bendung Walahar Genap 100 Tahun! Ini 'Mesin Uang' Karawang yang Jaga Pangan Nasional

Rabu 26-11-2025,07:29 WIB
Reporter : Sigit Nugroho
Editor : Sigit Nugroho

RIAU, DISWAY.ID - Karawang tidak hanya dikenal sebagai lumbung padi nasional, tetapi juga sebagai rumah bagi salah satu infrastruktur air paling legendaris di Indonesia: Bendung Walahar. Dibangun pada 1920 dan mulai beroperasi pada 1925, bendung ini telah melewati satu abad, tetap mengalirkan air yang tak tergantikan bagi jutaan warga dan ribuan hektare sawah di wilayah tersebut.

Siapa menyangka, struktur kolonial yang berdiri di atas Sungai Citarum ini justru menjelma menjadi fondasi ekonomi Karawang. Pada 2024 saja, nilai panen yang bergantung dari aliran air Walahar mencapai sekitar Rp7,6 triliun. Angka sebesar itu membuat Walahar layak disebut sebagai “mesin uang” bagi sektor agrikultur setempat.

Dari Citarum ke Sawah Karawang: Aliran Kehidupan yang Tak Pernah Putus

Konsep awal pembangunan Walahar sangat visioner. Bendung ini dirancang untuk menaikkan muka air Sungai Citarum hingga delapan meter, sehingga debit air dapat menjangkau Karawang bagian utara. Dari sana, air dialirkan ke wilayah barat dan timur melalui saluran Induk Tarum Utara—sistem irigasi yang masih menjadi tulang punggung pertanian hingga hari ini.

Fungsinya pun tidak main-main. Setiap tahun, Walahar memasok air untuk lebih dari 174.276 hektare sawah. Karawang, yang dikenal sebagai produsen padi terbesar kedua di Jawa Barat, sangat bergantung pada kecukupan air ini. Aliran yang stabil membuat produktivitas padi tetap terjaga sekaligus memastikan kesejahteraan petani.

Selain menghidupi sawah, Walahar juga melayani kebutuhan air baku bagi PDAM setempat. Dengan kata lain, bendung ini menjadi fondasi layanan air bagi masyarakat, industri, hingga fasilitas publik di Karawang.

PJT II: Penjaga Setia Infrastruktur Kolonial Berusia 100 Tahun

Kemampuan Walahar bertahan selama satu abad tentu bukan tanpa sebab. Perum Jasa Tirta II (PJT II) memegang peran penting dalam memastikan bendung bersejarah ini tetap berfungsi prima. Meski banyak peralatan masih memakai komponen asli dari masa kolonial, performanya tidak terganggu berkat perawatan intensif.

Para operator di lapangan bahkan kerap menyebut, “Bendung Walahar bukan sekadar bangunan lama; ini adalah sumber kehidupan.” Ungkapan itu menggambarkan betapa krusialnya keberadaan bendung ini bagi masyarakat Karawang.

PJT II juga menjaga komunikasi erat dengan para petani agar distribusi air selalu tepat sasaran, terutama saat puncak musim tanam. Komitmen ini sejalan dengan slogan perusahaan, “Air untuk Menghidupi Negeri”, yang menegaskan bahwa pelayanan air tidak boleh terputus.

SWOM: Teknologi Baru yang Mengubah Pengelolaan Air Walahar

Meski mengelola infrastruktur tua, PJT II tidak ragu bertransformasi digital. Mereka mengadopsi Smart Water Operation Management (SWOM), sistem berbasis data yang memonitor kondisi hidrologi dan operasional bendung secara real-time.

Teknologi ini membantu PJT II mengambil keputusan lebih cepat dan akurat. SWOM memastikan debit air mengalir dengan efisien, meminimalkan risiko kekeringan saat kemarau sekaligus menekan potensi banjir di musim hujan.

Selain itu, sistem digital ini juga memberikan keuntungan dalam pemeliharaan. Deteksi dini terhadap gangguan operasional membuat perawatan jadi lebih efektif, menjaga umur infrastruktur tetap panjang.

Direktur Utama PJT II, Imam Santoso, menyatakan bahwa perayaan 100 tahun Walahar bukan hanya penghormatan terhadap sejarah, melainkan penegasan komitmen perusahaan untuk menjaga keberlanjutan air nasional.

“Walahar telah mengalirkan kehidupan selama satu abad, tugas kami adalah memastikan aliran itu tetap terjaga untuk generasi berikutnya,” tegas Imam.

Ia menambahkan bahwa digitalisasi dan dedikasi seluruh tim PJT II merupakan fondasi utama dalam menjaga keandalan bendung ini.

Melangkah ke Masa Depan: Walahar Tetap Jadi Penopang Pangan Jawa Barat

Walahar telah bertahan selama satu abad berkat kolaborasi berbagai pihak—mulai dari pemerintah pusat dan daerah, kelompok tani, operator lapangan, hingga masyarakat yang ikut menjaga lingkungan sekitar. Semua bekerja bersama demi menjaga amanah besar berupa keberlanjutan air.

Tags :
Kategori :

Terkait